News

Warga Caltex Beji Depok Ungkap Alasan Penutupan Jalan ke Pesantren Khoirur Rooziqiin


Penutupan akses jalan menuju Pondok Pesantren Khoirur Rooziqiin di Kelurahan/Kecamatan Beji, Kota Depok, memicu polemik di antara pengurus pesantren dan warga Perumahan Caltex. Insiden ini mengakibatkan para santri dan orang tua tidak dapat mengakses halaman pondok pesantren.

Ketua Yayasan Pondok Pesantren Khoirur Rooziqiin, Ali Murtadho, mengungkapkan bahwa upaya negosiasi dengan warga sekitar belum menemukan solusi. 

“Sejak 1 Maret 2024, Pesantren Khoirur Rooziqiin resmi tertutup dari semua arah,” ungkap Ali seperti dikutip dari Radardepok.

Konflik tersebut berakar dari harga tanah yang dinilai tidak wajar oleh pihak pesantren. 

“Kami ditawari harga Rp6 juta per meter persegi untuk tanah rawa, sementara kami menawar Rp3,3 juta,” kata Ali. Total luas tanah yang dibicarakan adalah sekitar 500 meter persegi.

Ali berpendapat bahwa solusi dapat ditemukan dengan perumahan Caltex terkait saluran air yang tidak tersambung ke saluran pemerintah, melainkan melalui tanah pesantren. 

“Kami ikhlas, jika ada kompensasi. Dan kompensasi yang kami minta adalah kami diberikan jalan,” terang Ali.

Di sisi lain, Abdul Aziz Muslim, Ketua RT 3/5 Kelurahan Beji dan pengurus lingkungan Perumahan Caltex, membantah tuduhan bahwa perumahan mereka telah menutup akses jalan pesantren. 

“Tembok itu sudah ada sejak tahun 70-an… perumahan Caltex lebih dulu ada dibandingkan pesantren,” jelas Abdul.

Menurut Abdul, Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang diajukan ke Pemerintah Kota Depok menunjukkan bahwa akses jalan pesantren seharusnya melalui Jalan Rawa Maya, bukan melalui Perumahan Caltex. 

“Warga kami sudah tidak nyaman dengan banyaknya kendaraan dari sekolah yang sudah ada di lingkungan kami,” tambah Abdul.

Warga Perumahan Caltex, Adi Susanto, menegaskan bahwa pihak Pesantren Khoirur Rooziqiin seharusnya mengikuti prosedur yang sesuai dalam membangun pesantren. 

“Izin mendirikan bangunan, termasuk persetujuan tetangga dan siteplan akses jalan, harus dipenuhi,” kata Adi.

Hingga saat ini, belum ada solusi definitif yang ditemukan untuk mengatasi masalah akses jalan ini.

Back to top button