News

Warga Arab Saudi Tak Lagi ‘Kucing-kucingan’ Merayakan Natal

Umat Kristen di Arab Saudi sekarang bisa terang-terangan merayakan Natal di rumah mereka. Bahkan warga yang beragama Kristen di Arab tidak perlu lagi ‘kucing-kucingan’ untuk membeli pohon dan perlengkapan malam Natal mereka.

Awalnya banyak warga Arab Saudi beragama Kristren harus bersembunyi untuk membeli pohon Natal. Mereka cemas jika pemerintah setempat akan memberikan sanksi kepada mereka.

Namun rasa cemas itu sekarang hilang karena banyak pernak-pernik Natal yang menghiasi di sudut-sudut kota Arab saat perayaan Natal. Warga asal Lebanon yang tinggal di negara itu, Alia Obaidi mengaku senang sudah bisa menyaksikan banyak pohon Natal secara terbuka seperti di mal hingga kafe-kafe lokal di Riyadh.

“Anda tak melihat pepohonan dengan segala hiasannya di ruang publik. Namun, Anda bisa melihat pohon yang dijual dengan dekorasi dalam kotak,” kata Obaidi, seperti dikutip dari The Guardian, Minggu (24/12/2022).

Dia menilai otoritas setempat sudah membuka diri untuk perbedaan beragama. “Pesan yang disampaikan adalah aman mengakui Natal. Jadi, ini adalah perubahan besar,” katanya.

Hal senada juga dirasakan Fadi Al-Shatri yang mengaku selalu merayakan Natal bersama keluarganya dengan cara pergi ke London, Inggris. Namun sekarang dia dan keluarga bisa merayakan Natal dengan rasa nyaman dan nyama di rumah tanpa harus pergi keluar negeri.

“Pohon ada di rumah keluarga (di Inggris), bahkan ada di rumah Saudi. Orang-orang boleh menikmati dan merayakan tradisi agama lain,” ujar Al-Shatri.

MbS Longgarkan Perayaan Natal dan Agama Lain

Memperingati kelahiran Yesus atau perayaan agama selain Islam di Arab Saudi memang selalu menjadi perdebatan. Sebab Saudi saat itu masih belum seperti sekarang yang terbuka.

Sejak Mohammed bin Salman (MbS) naik menjadi Putra Mahkota, perayaan Natal di Saudi menjadi hal yang biasa dan tidak melanggar. Hal ini setelah MbS merevisi aturan agama di negara tersebut sesuai visi 2030.

Dalam visi yang MbS bawa itu, Saudi memperbolehkan perayaan agama, festival musik dan festival lainnya. Para pengamat menilai langkah Saudi untuk melonggarkan norma ini demi perekonomian mereka.

Perayaan Natal kali ini merupakan tahun ketiga bagi umat Kriten bisa merayakan Natal secara terbuka di Saudi. Meski belum ada pengumuman resmi, para pemilik toko bisa merasa aman menjual pernak-pernik Natal. Namun mereka tetap menyimpan kekhawatiran terhadap kelompok-kelompok yang masih berpandangan konservatif.

“Ini tetap menjadi tempat yang sangat konservatif, bahkan di Riyadh,” kata salah satu pemilik toko.

“Beberapa topi santa seharusnya tak masalah, tetapi saya rasa tak semua orang siap untuk semua hiasan,” imbuh dia lagi.

Back to top button