News

Wamenag Bela Ganjar Tampil di Tayangan Azan, Sebut Bukan Politik Identitas

Wamenag Bela Ganjar Tampil di Tayangan Azan, Sebut Bukan Politik Identitas

Selasa, 12 September 2023 – 14:06 WIB

Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki – (Foto: ANTARA)

Wakil Menteri Agama (Wamenag) Saiful Rahmat Dasuki membela Ganjar Pranowo yang muncul dalam tayangan azan di stasiun televisi swasta. Sebab menurutnya, tayangan tersebut bukan termasuk politik identitas.

“Kalau menurut saya enggak (politik identitas),” ujar Wamenag Saiful di Kantor Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Jakarta, Selasa (12/9/2023).

Saiful tidak mempermasalahkan kehadiran Ganjar Pranowo di tayangan azan, karena hal tersebut tidak merusak makna azan. Namun pihaknya akan mempermasalahkan tayangan azan itu jika sosok bakal calon presiden yang muncul itu menggunakan atribut politik, yang berarti termasuk dalam politik identitas.

“Azan itu, kan, apa ya, bagian dari syiar saja. Kecuali kalau memang identitasnya itu ‘Aku A, Anda B’, itu tidak boleh. Itu kan hanya bagian dari apa ya, ritual yang wajar,” ujar Wamenag.

Kendati demikian, Saiful mengatakan Kementerian Agama (Kemenag) tetap mengampanyekan agar politik identitas tidak terjadi lagi pada Pemilu Pilpres maupun Pileg 2024.

Menurutnya, polarisasi yang terjadi pada pemilu sebelumnya harus dijadikan pelajaran agar masyarakat tak terpecah.

“Karena pengalaman kita kemarin beberapa kejadian itu, kan, cukuplah menjadi pelajaran yang besar buat kita, karena dampak dari politik identitas ini kita rasakan,” ujarnya.

Sebelumnya Direktur Eksekutif Jaringan Muslim Madani (JMM) Syukron Jamal mengatakan tayangan bakal calon presiden Ganjar Pranowo dalam video klip azan di salah satu stasiun televisi swasta bukan politik identitas.

“Saya melihat dalam konteks syiar, ajakan untuk sholat itu dari tokoh publik. Itu pesannya baik. Tidak ada ajakan lain. Toh juga sama saja jika video tersebut menampilkan sosok lain di luar Ganjar,” katanya.

Menurut dia, persoalan itu menjadi polemik terletak pada penafsiran orang akan politik simbol, namun itu pun subjektif. Alasannya, karena tidak ada simbol partai atau atribut politik yang dimunculkan.

Topik
Komentar

BERITA TERKAIT

Back to top button