News

Viral Video Propaganda Pengurus Masjid Al Jabbar, Wagub Uu Ruzhanul Ulum Angkat Bicara

Kontroversi seputar Masjid Al Jabbar di Gedebage, Bandung, Jawa Barat (Jabar) sepertinya belum juga usai. Belakangan jagad maya dihebohkan ulah empat pria yang memegang senjata laras panjang dan menyampaikan hal yang bernada propaganda dan diduga bersifat menghasut.

Usut punya usut, satu dari keempat pria yang videonya viral itu adalah Ujang Hamdun, Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sukabumi yang juga tercatat sebagai pengurus DKM Al-Jabbar. Kontan saja ini hal ini memancing kemarahan netizen dan mempertanyakan keputusan Gubernur Jabar Ridwan Kamil (Kang Emil) dalam memilih pengurus DKM Masjid Al Jabbar

Menanggapi hal ini, Wakil Gubernur Jabar yang juga Wakil Ketua DKM Masjid Raya Al-Jabbar Uu Ruzhanul Ulum menyebut, susunan pengurus DKM Masjid Al-Jabbar dipilih tidak hanya oleh dirinya maupun Kang Emil.

Jajaran pengurus tersebut merupakan perwakilan dari sejumlah ormas islam di seluruh Jabar dan juga perwakilan dari MUI seluruh kabupaten/kota di Jabar.

Terkait Sekretaris MUI Sukabumi yang juga terdaftar dalam pengurus masjid raya tersebut, Uu mengaku tidak tahu menahu, sebab kelayakan dan kredibilitas perwakilan sepenuhnya di bawah wewenang ketua MUI masing-masing daerah.

“Pak Gubernur membuat organisasi tersebut (DKM Masjid Al-Jabbar) menjadi organisasi yang dimiliki bersama dan diisi oleh seluruh orang yang mewakili berbagai macam ormas dan komunitas dan juga ada yang mewakili dari kepengurusan MUI kabupaten kota se-Jawa Barat, dimana usulan tersebut adalah dari MUI kabupaten kota. Jadi Pak Gubernur tidak tahu dan mungkin tidak paham siapa yang diusulkan tersebut,” kata Uu.

Meskipun begitu Uu menyatakan, terkait kasus viralnya video tersebut, Kang Emil selaku pimpinan tertinggi di Jabar dan dalam kepengurusan Masjid Raya Al-Jabbar akan bertindak bijaksana dalam mengambil keputusan selanjutnya.

“Insya Allah beliau (Kang Emil) akan sangat bijaksana, apalagi beliau sangat responsif terhadap aspirasi dan keinginan masyarakat Jawa Barat.”

Sebelumnya, sebuah video berdurasi 48 detik beredar dan menuai kontroversi di tengah masyarakat. Video yang menampilkan Sekretaris MUI Sukabumi yang juga pengurus DKM Masjid Raya Al-Jabbar tersebut, diunggah akun @LekKacung pada 24 Maret 2023 melalui Twitter dan sudah dilihat puluhan ribu orang.

Kehebohan dipicu caption dalam postingan tersebut yang menggambarkan seolah-olah kelompok dalam video tengah memusuhi NKRI.

Terlihat seorang pria menggunakan baju koko putih, jas dan senapan berpidato. Kemudian dua orang memegang senapan laras panjang dan satu orang membawa kitab Iqra.

Sosok pria yang membacakan pidato diketahui membaca potongan surat Al-Anfal ayat 60. Di akhir video yang berdurasi 48 detik itu, pria tersebut mengatakan kata-kata yang dinilai mengandung propaganda.

“Jadilah hamba yang membunuh bukan yang dibunuh. Perangi orang musyrik dimanapun mereka berada. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Takbir,” seru pria yang ternyata adalah Ujang Hamdun, Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sukabumi yang juga tercatat sebagai pengurus DKM Al-Jabbar

Kepada pers, Ujang Hamdun memberikan klarifikasi atas video viral itu.

“Saya bersama rekan-rekan saya, ini ada Kang Anton, Kang Rozak dan David bahwa pertama saya sampaikan dulu secara tegas, saya NKRI dan kegiatan saya bagaimana membina narapidana dan napiter, kemarin baru deklarasi setia kepada NKRI, ikrar kembali setia kepada negara,” kata Ujang Hamdun, Minggu (26/3/2023).

Lebih lanjut, dia juga membantah bahwa mereka terafiliasi dengan kelompok teroris tertentu. Menurutnya, video itu dibuat untuk konsumsi pribadinya.

Video tersebut dibuat kurang lebih 3 minggu yang lalu yang dijadikan status WhatsApp, adapun maksud dan tujuannya untuk memberikan semangat kepada para santri yang mondok di Ponpes dan santri Madrasah Rotib Alawiyyin agar cinta NKRI menggunakan bahasa arab.

“Saya tentu tidak ada sedikitpun terafiliasi dengan aliran-aliran garis keras, barang tentu kami juga tidak ada sedikitpun niat untuk melawan NKRI atau apapun yang ditunjukan. (Video itu) konsumsi pribadi artinya untuk internal teman-teman pengajian dan tidak ada tujuan disebarluaskan,” ujarnya.

“Isinya pun dalam pemahaman kami tidak ada provokasi karena kami tidak punya latar belakang dari garis keras atau melawan negara, radikalis, makar, karena latas belakang kami tidak di situ semua,” sambungnya.

Terakhir, pihaknya meminta maaf terkait video viral tersebut. “Sekali lagi saya mohon maaf atas video tersebut apabila ada hal-hal yang kurang berkenan di hati masyarakat Indonesia,” tutupnya.

Back to top button