News

Usung Tema Ketahanan Pangan di Rakernas, PDIP Sentil Nawacita Jokowi

Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Siti Zuhro menyambut baik PDIP yang mengangkat tema ketahanan pangan dalam Rakernas akhir pekan lalu. Ia menilai partai banteng moncong putih bersikap realistis terhadap apa yang sedang terjadi di Indonesia saat ini.

“Iya, jadi PDIP menurut saya realistis gitu ya, bahwa ternyata impor semakin menjadi-jadi. Lalu tidak ada hal yang serius yang terkait dengan, ini kan nawacita (Jokowi) dulu, termasuk trisakti gitu ya bagian dari itu yang memang harus menunjukkan ketahanan pangan kita,” terang Siti kepada Inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Senin (2/10/2023).

Ia menyebut baik ketahanan pangan, politik, maupun ekonomi seakan tak muncul dalam program Jokowi di periode kedua ini. Padahal isu ketahanan pangan merupakan bagian dari Nawacita yang digadang-gadang Jokowi sejak periode pertama kepemimpinannya.

“Ini ada persoalan yang serius dalam pandangan kita gitu. Jadi ada kesadaran seperti itu, nah apakah itu termasuk bagian kritik terhadap rezim ini, ya mungkin bisa dijawab iya, kalau memang ketahanan pangan kita masih memble kan gitu,” tutur dia.

Seharusnya, lanjut dia, Indonesia bergeser menjadi negara produsen, namun hal ini tak seiring sejalan komunikasinya antara pemerintah dan elitenya. Ia memandang pemerintah justru selama ini nyaris tidak ada terbosoan soal menjadi produsen pangan dunia.

“Jadi kebijakan pemerintah itu justru tidak memberikan terobosan-terobosan tadi. Justru main di (ranahnya) oligarki. Nah ini yang merugikan bangsa kita padahal kita punya SDM, punya potensi, punya gerakan secara sungguh-sungguh, tapi seriusnya itu tidak ada,” ucap dia.

Ia pun kembali mempertanyakan ke mana Nawacita yang dulu dibanggakan Jokowi, yang ia nilai semakin ke sini, malah semakin tak ada gaungnya. “Di periode kedua tidak ada nawacita itu, almarhum,” ucap Siti sambil terkekeh.

“Jadi itu saja sih komitmen untuk membangun ketahanan pangan itu yang sangat amat kurang. Jadi masyarakat ini dibujuki melulu setiap pemilu seperti ini, menyasar atau menyisir gitu kan isu-isu yang menjadi kebutuhan masyarakat, habis itu ditinggalkan,” tutur dia menambahkan.

Back to top button