Ototekno

Usai Jokowi Jadi Korban, Kini Viral Video Deepfake AI Bella Hadid Dukung Israel

Model dan selebritas ternama, Bella Hadid, baru-baru ini menjadi sasaran manipulasi video dengan metode Deep Fake, sebuah insiden yang terjadi pasca dirinya mengungkapkan dukungan terhadap Palestina di tengah-tengah konflik dengan Israel. Video rekayasa ini memicu kehebohan di dunia maya, menimbulkan kebingungan di antara netizen.

Pada Selasa (31/10/2023), Medium melaporkan bahwa video palsu ini merupakan manipulasi dari pidato Bella Hadid pada tahun 2016 saat acara Global Lyme Alliance (GLA). Seharusnya, video tersebut menyoroti kebanggaan Bella Hadid terhadap kreativitas anak muda meskipun menghadapi penyakit Lyme. Namun, video tersebut diubah untuk menampilkan Bella Hadid seolah-olah mengungkapkan kesedihan atas serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

Dalam video manipulatif tersebut, Bella Hadid dikutip berkata, “Hai, saya Bella Hadid, pada 7 Oktober 2023, Israel mengalami peristiwa tragis karena diserang Hamas. Saya tidak bisa tinggal diam.” Video tersebut melanjutkan dengan Bella Hadid yang seolah-olah meminta maaf atas dukungannya untuk Palestina dan mengklaim mendukung Israel pasca tragedi tersebut.

Laman tersebut menegaskan bahwa rekayasa video tersebut cukup mudah untuk diidentifikasi, namun banyak netizen yang masih terpedaya dan menyebarkan video tersebut lebih lanjut. Mereka salah paham bahwa Bella Hadid telah berubah pikiran dan menyesali dukungan sebelumnya terhadap Palestina.

Investigasi awal mengungkap bahwa video deep fake ini pertama kali beredar melalui akun media sosial milik CEO Shrink the Conflict, Danel Ben Namer, berbasis di Israel. Teknologi Deepfake, Merujuk dari laman softwarelab, Deepfake merupakan produk kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) khususnya pembelajaran algoritme mendalam yang memiliki kemampuan untuk membuat konten palsu yang sangat terlihat realistis seperti halnya gambar, video, dan audio.

Belum lama ini juga media sosial dihebohkan dengan beberapa konten deepfake yang beredar. Salah satunya video Presiden Jokowi yang menjadi sasaran konten deepfake.

Video Presiden Jokowi berpidato Bahasa Mandarin viral di media sosial. Terlihat Presiden Jokowi yang seakan-akan mahir berbahasa Mandarin berbicara di depan podium.

Akan tetapi video yang beredar di media sosial itu buru-buru ditepis oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo). Kemkominfo mengatakan bahwa video tersebut merupakan rekayasa teknologi artificial intelligence (AI) “deepfake”.

Teknik pembuatan Deepfake umumnya melibatkan penggunaan jaringan neural mendalam dengan auto encoder untuk teknik pertukaran wajah. Dalam proses ini, AI memahami karakteristik wajah target dari berbagai sudut dan kondisi lingkungan berdasarkan klip video atau gambar yang tersedia. Implementasi teknologi lain seperti Generative Adversarial Networks (GAN) memungkinkan video deepfake terlihat lebih autentik.

Back to top button