News

PBB Tegaskan Penodaan Kitab Suci Tak Bisa Ditolerir

Juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Stephane Dujarric menegaskan bahwa sikap tidak menghormati kitab suci dan rumah ibadah tidak bisa ditolerir. Pernyataan ini disampaikan sebagai jawaban atas kasus penodaan Alquran di Swedia.

“Yang kita butuhkan adalah saling menghormati. Saya kira kami sudah jelaskan bahwa penodaan kitab suci dan rumah ibadah tidak bisa ditolerir,” kata Dujarric kepada pers di Markas PBB New York, AS, Kamis (20/7/2023).

Seraya menyebut perilaku itu biasanya dilakukan sebagai provokasi, Dujarric menekankan pentingnya untuk tidak mudah terprovokasi.

Dia menyatakan orang-orang seharusnya saling menghormati agama, tidak main hakim sendiri, dan menghindari aksi kekerasan.

Pada Kamis pagi, sekelompok orang Irak menyerbu Kedutaan Besar Swedia di Baghdad. Mereka membakar gedung kedutaan besar itu sebagai protes atas pembakaran kitab suci Alquran yang terjadi pada 28 Juni dan dilakukan oleh Salwan Momika, pria kelahiran Irak yang tinggal di Swedia.

Kementerian Luar Negeri Swedia mengutuk serangan di kedutaan besarnya di Baghdad, yang disebutnya sebagai ‘pelanggaran serius’ terhadap Konvensi Wina.

Banyak negara, termasuk AS, Rusia, Turki, Irak, Pakistan, Indonesia, Afghanistan, dan negara-negara Islam lainnya, mengutuk serangan terhadap kompleks kedutaan besar Swedia itu. Swedia menyatakan tengah menyelidiki insiden tersebut.

Menyusul serangan terhadap misi diplomatik Swedia itu, Momika kembali menodai Alquran dengan menginjaknya dan juga bendera Irak di depan Kedutaan Besar Irak di Swedia.

Insiden Kamis itu terjadi setelah Irak memperingatkan Swedia akan memutuskan hubungan diplomatik jika penodaan Alquran terjadi lagi.

Baghdad melangkah lebih jauh dengan mem-persona non grata-kan duta besar Swedia setelah Alquran untuk kedua kalinya dalam sebulan dinodai kembali. [Anadolu Agency]

Back to top button