Hangout

Universitas Tanpa Skripsi yang Sudah Berjalan Sebelum Arahan Nadiem

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengumumkan bahwa skripsi tidak lagi bersifat wajib sebagai syarat kelulusan mahasiswa S1 dan D4.

Ketentuan tersebut sudah termuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) No 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi.

Nadiem juga menjelaskan bahwa tugas akhir mahasiswa S1 bisa berbentuk macam-macam, mulai dari prototipe, proyek, dan bentuk lainnya.

Berita tentang skripsi yang tidak lagi bersifat wajib sebagai syarat kelulusan mahasiswa mendapat respon yang positif dari mahasiswa-mahasiswi Indonesia di seluruh daerah.

Bagaimana tidak? Mendengar kata “skripsi” saja mungkin beberapa di antara mereka sudah mual, pusing, dan muntah-muntah. Padahal skripsi tidak seseram yang di bayangkan.

Setelah mendengar kabar skripsi tidak menjadi persyaratan utama kelulusan, mereka bersorak bergembira tanpa mengetahui bahwa tugas akhir non-skripsi sebenarnya bisa jauh lebih sulit daripada skripsi.

Sistem TA non-skripsi sudah mulai dijalankan di beberapa universitas di Indonesia, tapi informasinya sangat minim dan mahasiswa generasi lama hanya familiar dengan sistem skripsi saja.

Bagi yang penasaran universitas mana yang sudah menerapkan sistem ini dan ingin masuk kuliah di sana karena yakin mereka sudah memiliki sistem yang baik, berikut daftar lengkapnya.

1. Universitas Negeri Malang

Universitas Negeri Malang - inilah.com
Universitas Negeri Malang (Photo: About Malang)

Universitas Negeri Malang menjadi salah satu kampus yang menerapkan pilihan sistem kelulusan yang bisa dipilih oleh mahasiswa, skripsi atau pengganti skripsi.

Tidak semua jurusan bisa mengambil pilihan ini, namun salah satu jurusan yang difasilitasi dengan pilihan persyaratan kelulusan S1 adalah Sastra Indonesia.

Mahasiswa yang memilih sistem pengganti skripsi wajib membuat artikel penelitian atau jurnal untuk diterbitkan di jurnal bereputasi.

Namun publikasi jurnal ilmiah tersebut harus memiliki standar akreditasi Science and Technology Index (SINTA) dua dan tiga atau Jurnal Internasional dengan mengikuti akreditasi Scopus and Web of Sciences (WoS).

Selain jurnal penelitian ilmiah, mahasiswa jurusan sastra juga bisa membuat karya berupa novel, film, dan karya sastra lainnya.

Terlihat mudah, ya, tapi pada saat sidang, mereka yang membuat karya-karya ini akan dicecar oleh dewan penguji, mulai dari alasan pemilihan judul novel, landasan latar belakang cerita, dan lain sebagainya.

2. Universitas Negeri Yogya

Universitas Yang Menerapkan Sistem Tanpa Skripsi, Universitas Negeri Yogya - inilah.com
Universitas yang menerapkan sistem tanpa skripsi, Universitas Negeri Yogya (Photo: UNY.ac.id)

Universitas Negeri Yogyakarta juga telah menerapkan sistem lulus tanpa skripsi.  Namun mahasiswa yang memiliki sistem ini harus mengikuti kegiatan yang dapat mengharumkan nama universitas.

Salah satu kegiatannya adalah PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional). Untuk bisa lolos PIMNAS, mahasiswa harus menjalankan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh  Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

3. Universitas Muhammadiyah Malang

Universitas Muhammadiyah Malang - inilah.com
Universitas Muhammadiyah Malang (Photo: Universitas Muhammadiyah Malang)

Universitas dengan warna almamater merah ini telah meluluskan 70 mahasiswa melalui jalur tanpa skripsi.

Di Universitas Muhammadiyah Malang memberikan kebebasan kepada mahasiswanya untuk memilih persyaratan kelulusan masing-masing.

Mereka yang tidak ingin mengerjakan skripsi wajib membuat jurnal ilmiah berstandar SINTA dua dan tiga atau standar WoS untuk jurnal internasional.

4. LSPR Communication and Business Institute

Lspr Communication And Business Institute Menerapkan Sistem Tanpa Skripsi - inilah.com
LSPR Communication and Business Institute menerapkan sistem tanpa skripsi (Photo: LSPR)

LSPR Communication and Business Institute memiliki dua sistem persyaratan kelulusan, skripsi dan non-skripsi.

Keduanya sama-sama sebuah karya tulis ilmiah atau laporan penelitian mahasiswa berdasarkan hasil penelitian mengenai suatu masalah atau fenomena sesuai minat dan latar belakang studinya.

Untuk mahasiswa yang memilih non-skripsi, mereka bisa membuat prototipe atau keberhasilan bisnis yang dijalankan yang menurut mereka memiliki keunikan untuk di bahas.

Jadi meski konsepnya non-skripsi, mereka tetap harus menulis karya ilmiah seusia dasar penulisan seperti skripsi pada umumnya.

Tapi bedanya, isi buku penelitiannya berlandaskan minat, pengalaman penulis, ide penulis, dan lain-lain.

5. Trisakti School of Management

Trisakti School Of Management - inilah.com
Trisakti School Of Management (Photo: TSM)

Trisakti School of Management juga memiliki 2 jalur penyelesaian studi, skripsi dan non-skripsi.

Mahasiswa yang memilih jalur non-skripsi harus mengambil dua mata kuliah pengganti skripsi yang wajib untuk diikuti, yaitu Seminar Akuntansi atau Seminar Manajemen, dan salah satu mata kuliah konsentrasi.

Untuk konsep non-skripsi di Trisakti hampir sama seperti sistem yang diterapkan LSPR. Mahasiswa bisa mengangkat topik atau pengalaman berbisnis yang mereka anggap unik dan mengikuti ujian sidang.

6. Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Universitas Muhammadiyah Purwokerto - inilah.com
Universitas Muhammadiyah Purwokerto (Photo: Universitas Muhammadiyah Purwokerto)

Universitas tanpa skripsi yang terakhir adalah Universita Muhammadiyah Purwokerto. Sebelumnya kampus ini hanya mewajibkan mahasiswanya untuk menyusun skripsi sebagai persyaratan kelulusan.

Sekarang mereka menambah satu pilihan yang dimana mahasiswanya bebas membuat karya teknologi, karya ilmiah, atau karya sastra.

Hasil tugas non-skripsi biasanya dalam bentuk artikel hasil penelitian yang disusun bersama dengan dosen pembimbing.

Artikel itu juga harus dicek plagiarismenya dengan batas kemiripan maksimal 30%. Setelah lolos, artikel itu akan dipublikasikan di Jurnal Nasional ber-ISSN, atau jurnal internasional.

Selain artikel atau jurnal penelitian, mahasiswa non-skripsi boleh membuat karya teknologi dengan syarat telah mendapat pengakuan hak kekayaan intelektual (KHI).

Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News.

Back to top button