News

Ungkit Pilpres 2014, PDIP Pede Ganjar Menang Meski Koalisinya Ramping

Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah mengatakan pihaknya tidak merasa khawatir dengan kondisi koalisi pendukung bacapres Ganjar Pranowo yang terbilang ramping, hanya memiliki satu partai parlemen yakni PPP.

Ia pun menyinggung pengalaman PDIP saat mengusung Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2014, tapi mampu keluar sebagai pemenang kontestasi.

“Pilpres 2014 juga kami ramping, kami menghadapi capres-cawapres yang didukung oleh presiden yang sedang berkuasa waktu itu. Pak Hatta Rajasa kan besannya Presiden SBY pada waktu itu,” terang Basarah di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin (14/8/2023).

Melanjutkan kilas balik, Basarah bercerita, ketika di Pemilu 2014 PDIP hanya bersama Partai NasDem, PKB, dan Hanura. Sementara Prabowo bersama dengan Partai Demokrat yang notabene SBY sedang berkuasa saat itu.

“Jadi bagi PDIP hal-hal yang biasa yang kita hadapi. Toh akhirnya ketika itu kita menang, akhirnya teman-teman itu juga datang kepada kami untuk bekerja sama di pemerintahan,” ujarnya menambahkan.

Terkait posisi cawapres, Basarah menyatakan masing-masing tokoh, baik yang sudah beredar di publik maupun belum, masih mempunyai peluang yang sama untuk mendampingi Ganjar Pranowo.

“Semua itu tergantung dinamika sosial politik yang akan terus berkembang dan juga tergantung bagaimana keputusan ibu Megawati Soekarnoputri, bersama dengan tokoh-tokoh lain yang terlibat untuk diajak berdiskusi dan mengambil keputusan tentang hal itu,” ucapnya.

Soal bagaimana mekanisme seleksi dan pemilihan pendamping Ganjar, disebutnya, tentu melalui musyawarah mufakat yang sudah menjadi tradisi politik utama bagi Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam memutuskan segala persoalan.

“Siapa cawapres mas Ganjar juga akan beliau bicarakan dengan pihak-pihak lain termasuk juga dengan pak Jokowi dalam kapasitas beliau sebagai kader PDI Perjuangan,” kata Basarah.

Koalisi Kubu Prabowo Kokoh

Di sisi lain, barisan pendukung Prabowo Subianto, calon rival Ganjar, semakin kokoh usai bergabungnya Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar.

Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indrostrategic), Ahmad Khoirul Umam mengatakan kebersamaan PAN, Golkar, Gerindra dan PKB seolah mengunci dan mengepung PDIP yang dipaksa harus berpuas diri dengan dukungan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

“Situasi ini cukup riskan bagi pencapresan Ganjar, karena back up mesin politik PPP masih belum bisa mengamankan dan mengoptimalkan pemenangan Ganjar,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (14/8/2023).

Lebih lanjut ia mengatakan, situasi ini mengharuskan PPP untuk bersiap-siap kerja keras dalam memenangkan Pileg 2024, agar bisa memberikan kontribusi nyata bagi kemenangan Ganjar Pranowo di pilpres.

“Namun jika PPP tidak mampu mempertahankan eksistensinya, PDIP bisa menjadi the lonely fighter untuk memenangkan Ganjar, dengan dukungan partai-partai kecil di luar Senayan,” tutur dia.

Back to top button