Market

Tutup Raker 2024, Kemendag Targetkan Neraca Perdagangan 2025 Tembus US$54,4 Miliar


Di tengah lesunya perekonomian dunia, Kementerian Perdagangan (Kemendag) memasang patok optimistis terkait neraca perdagangan. Pada 2025, rancangan indikator utama (IKU) diharapkan berada di kisaran US$21,6 miliar hingga US$54,4 miliar.

“Neraca perdagangan sebesar 21,6 miliar hingga 54,4 miliar dolar AS, nilai perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor sebesar Rp1.452,6 triliun hingga Rp1.467,8 triliun dan inflasi umum pada kisaran 1,5-3,5 persen,” ujar Plt Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perdagangan (Kemendag), Suhanto menutup  Rapat Kerja Kemendag 2024 di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (21/2/2024).

Sedangkan untuk nilai ekspor non migas pada 2025, kata dia, Kemendag mematok angka US$258,7 miliar hingga US$265,2 miliar.

Suhanto menjelaskan, Kemendag akan melakukan tiga agenda prioritas untuk merealisasikan target tersebut. Di antaranya, transformasi struktural, integrasi kewilayahan serta penetapan tata kelola perdagangan yang baik dan peningkatan sumber daya manusia (SDM).

“Tiga agenda besar tersebut meliputi hilirisasi dan transformasi struktur ekspor Indonesia berbasis sumber daya alam menjadi berbasis manufaktur berteknologi tinggi dan menengah serta bernilai tambah tinggi,” kata Suhanto.

Kemendag, kata Suhanto, akan melakukan penerapan pengawasan yang optimal dan efektif untuk transformasi SDM perdagangan yang kreatif dan kompetitif.

“Kemendag juga akan mentransformasi struktur konsumsi berbasis penguatan potensi pasar dalam negeri, menguatkan pondasi pertumbuhan ekonomi daerah serta penguatan rantai pasok dan logistik nasional,” ujarnya.

Selain itu, Kemendag akan menyusun kegiatan-kegiatan yang mendukung arah kebijakan dan sasaran tersebut berupa melanjutkan prioritas nasional yang dicanangkan di tahun 2024 dan memberikan beberapa inisiatif baru.

Antara lain pengembangan ekspor produk ekonomi hijau dan rendah karbon, misi dagang, rekomendasi kebijakan fasilitasi tariff rate quota (TRQ) dan pengembangan Free Trade Agreement Support Center.

 

Back to top button