News

Tuntas Bangun Ibu Kota, Indonesia Rindu Pemimpin Humanis Seperti Anies

Berakhirnya masa jabatan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 16 Oktober 2022, meninggalkan banyak hal manis. Termasuk proyek-proyek prestise, dibayarnya tunai alias sudah terealisasi. Banyak yang bilang, Anies lulus di Jakarta, layak melangkah ke Istana.

Wajah ibu kota (sebelum pindah ke Kalimantan Timur), selama di tangan Anies, berubah total. Lebih memanusiakan warga Jakarta. Mulai revitalisasi trotoar sepanjang Jalan Sudirman dan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Di mana, konsep trotoar Anies beda dengan pendahulunya Basuki Tjahja Purnama atau Ahok yang diteruskan Djarot Saiful Hidayat. Kalau konsep Ahok-Djarot, trotoar Sudirman-Thamrin meniadakan akses motor. Namun Anies justru sebaliknya.

“Anies itu sadar betul bahwa sebagian besar warganya hanya mampu membeli sepeda motor. Dia kemudian mengizinkan pengendara motor untuk melintasi dua jalan protokol MH Thamrin dan Sudirman yang waktu era Ahok dilarang,” ungkap Guru Besar Ekonomi IPB Bogor, Prof Didin S Damanhuri dalam sebuah diskusi virtual, beberapa waktu lalu.

Ya, Prof Didin benar. Kalau kebetulan melintas di Jalan Sudirman atau MH Thamrin, bisa dilihat trotoar dengan sejumlah bangku duduk canti di sejumlah titik. Ada pula jalur motor bahkan sepeda kayuh yang diberi pembatas khusus. Penataannya cukup apik, nyaman dan memberikan keamanan.

Wajar bila Prof Didin menyamakan trotoar di sepanjang Sudirman-MH Thamrin tak kalah dengan Singapura. Di mana, para pejalan kaki bisa leluasa bergerak karena ukurannya cukup lebar. Tak perlu khawatir tertabrak kendaraan yang melintas.

Selain itu, dia memuji keberhasilan Anies Baswedan dalam membangun infrastruktur yang diintegrasikan dengan berbagai tranportasi publik. “Walaupun transportasi publik itu diawali para gubernur sebelumnya, namun yang berhasil mengintegrasikan ke transportasi publik dengan baik dan ramah lingkungan, adalah Anies Baswedan,” tegasnya.

Harus diakui, begitu banyak warisan pembangunan Anies yang cukup bermakna bagi warga Jakarta, hanya dalam lima tahun menjabat gubernur. Meski penuh hujatan, bahkan nyinyiran dari banyak pihak, termasuk Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dia jalan terus. Semuanya dijawab dengan karya.

Berikut ini, mungkin hanya sebagian warisan proyek dari Gubernur Anies.

1. JIS

Gubernur Anies mendambakan Jakarta punya stadion megah berkelas dunia. Dicanangkanlah Jakarta International Stadium (JIS) dengan lokasi Tanjung Priok, Jakarta Utara. Tak main-main anggarannya masuk APBD sebesar Rp4,5 triliun. Benar saja, stadion JIS warisan Anies adalah stadion termegah di Asia-Pasifik berkapasitas 82 ribu penontot. Teknologinya canggih dengan atap yang bisa dibuka-tutup otomatis.

Dalam perjalanan, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan alias Iwan Bule sempat menilai Stadion JIS kurang layak. Belakangan PSSI akui stadion JIS sesuai standar FIFA. Bahkan, lembaga sepak bola internasional itu, menyebut JIS sebagai stadion modern dan sangat futuristik.

2. Pembangunan Kampung Bayam

Pemprov DKI merelokasi warga Kampung Bayam yang lahannya dibuat untuk JIS ke rumah susun yang dinamai Kampung Susun Bayam. Baru saja diresmikan Gubernur DKI, Anies Baswedan. Pembangunannya dilaksanakan BUMD yakni PT Jakarta Propertindo (Jakpro) di lahan seluas 11,8 hektare. Lokasinya sangat dekat dengan JIS.

Kampung Susun Bayam terdiri dari 3 blok/gedung dengan 4 lantai yang diperuntukkan bagi 135 kepala keluarga, ditambah dengan 3 unit hunian khusus difabel, sehingga total berjumlah 138 unit hunian.

Unit hunian memiliki luas 36 meter persegi dengan layout ruangan meliputi dua kamar tidur, satu kamar mandi, dapur, ruang keluarga, balkon dan tempat menjemur pakaian. Hunian ini diberikan kepada 705 pekerja JIS yang merupakan warga Kampung Bayam. Pengerjaannya berlangsung pada 7 Mei-27 September 2022.

3. Formula E

Formula E menjadi acara monumental di masa Gubernur Anies Baswedan. Walau memicu politisasi dari berbagai kalangan, balapan mobil listrik yang digelar di Ancol, Jakarta Utara pada 3 dan 4 Juni 2022, cukup sukses. Proyek warisan Anies ini, terbilang super cepat namun berkualitas. Anggaran sebesar Rp60 miliar.

4. Rumah DP Nol Rupiah

Program Rumah DP Nol Rupiah yang digagas Anies Baswedan ini, awalnya diragukan banyak pihak bisa terealisasi. Karena, biaya lahan di Jakarta, cukup mahal. Dan, kebutuhan rumah cukup gede. Sehingga perlu super jumbo untuk mewujudkannya.

Tentu saja, Anies Baswedan sadar betul bahwa program mulia ini, bukan perkara mudah. Karena itu tadi, harga lahan di DKI super mahal. Belakangan, program mulia ini menyasar masyarakat berpenghasilan Rp15 juta per bulan. Responsnya luar biasa. Hingga September 2022, Pemprov DKI telah merealisasikan program rumah DP 0 Rupiah sebanyak 2.332 unit. 0.

5. Sumur Resapan

Pogram membangun sumur resapan untuk mencegah banjir, merupakan karya Anies yang cukup sukses. Ide dasarnya adalah membuat air masuk ke bumi (tanah). Pada Desember 2021, Pemprov DKI membangun 19.042 titik sumur resapan.

Sayangnya, usulan anggaran pembangunan sumur resapan sebesar Rp120 miliar malah dicoret DPRD DKI Jakarta dari RAPBD 2022. Namun, Anies tak patah arang.

Pemprov DKI tetap bertekad membangun sumur resapan dengan dana di luar yang harus dianggarkan APBD. Terakhir kali Anies membahas terkait sumur resapan pada 21 September 2022. Ternyata, Pemprov DKI telah memiliki lebih dari 28 ribu drainase vertikal.

6. Subsidi Pangan Murah

Untuk meringankan beban hidup warga DKI yang kurang mampu, Anies Baswedan menggolkan program subsidi pangan murah. Tahun ini, Pemprov DKI memberikan subsidi pangan murah bersubsidi untuk 1,1 juta warga di 312 lokasi. Paket pangan bersubsidi ini berupa beras, daging sapi, telur ayam, ikan dan susu. Tiap paket harga normalnya Rp402 ribu.

Namun masyarakat bisa mendapatkan pangan murah itu hanya dengan harga Rp126 ribu. Atau subsidi tiap paket yang ditanggung Pemprov DKI mencapai Rp276 ribu per paket. Dengan kata lain, Pemprov DKI berikan subsidi paket pangan murah hingga 70 persen.

Untuk menjaga stabilitas harga pangan di DKI, Anies sudah menunjuk 3 BUMD untuk bekerja keras menjaganya. Yakni Dharma Jaya, Food Station Tjipinang Jaya, dan Pasar Jaya. Betul-betul membuat ringan beban kelompok miskin di ibu kota.

7. Revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM)

Ternyata, Anies Baswedan adalah figur yang punya kepedulian tinggi terhadap kesenian atau kebudayaan. Dia sempat miris dengan kondisi Taman Ismail Marzuki (TIM). Padahal, banyak lukisan dari para seniman Indonesia tersimpan di situ. Pada 2019, Anies menginisiasi revitalisasi TIM. Anggarannya Rp1,4 triliun, berasal dari dana pemulihan ekonomi nasional (PEN).

8. Bantuan Pembangunan 2 Gereja di Jakarta Utara

Mungkin banyak yang kecele. Anies Baswedan punya toleransi tinggi terhadap masyarakatnya. Pada September lalu, dia meresmikan Gereja Bethel Indonesia (GBI) Jelambar Timur di Penjaringan, serta Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdi) Jemaat Yordan Gading Griya Lestari di Cilincing, Jakarta Utara.

Dalam kesempatan itu, dia mengingatkan bahwa tenpat ibadah tidak hanya menghubungkan umat dengan Tuhan, namun juga sebagai tempat menjalin persatuan.

Dalam proses pembangunan gereja itu, Pemprov DKI Jakarta menyerahkan dana hibah kepada GPdI Jemaat Yordan Gading Griya Lestari sebesar Rp250 juta. Sedangkan untuk anggaran pembangunan GBI Jelambar Timur dilakukan mandiri dari para jemaat.

9. Program Bantuan Operasional Tempat Ibadah (BOTI)

Sejak 2019, Anies Baswedan menelorkan program BOTI. Tujuannya untuk meningkatkan manfaat tempat ibadah dari berbagai agama. Besaran dana hibah BOTI untuk tempat ibadah besar, seperti masjid, gereja, pura, dan vihara sejumlah Rp2 juta per bulan.

Sementara, untuk tempat ibadah sedang seperti musala sebesar Rp1 juta per bulan. Selain itu, ada dana insentif untuk pengurus/penjaga tempat-tempat ibadah, seperti marbot, imam masjid/musala, pengurus gereja, vihara, serta pura sebesar Rp500 ribu per bulan. Dana hibah BOTI dan insentif ini, diberikan selama 12 bulan.

Periode 2019 hingga 2022, Pemprov DKI telah menyalurkan dana Rp439 miliar untuk program BOTI di Jakarta. Dan, sebesar 80 persen dari penerima total adalah tempat ibadah dari semua agama di Jakarta. Sebanyak 5.200 masjid dan musala, 1.379 gereja, 29 vihara, dan 15 pura, kuil, serta mandil telah menerima BOTI yang digunakan untuk membiayai kegiatan oprasionalnya.

Sejak 2017, lebih dari 37 ribu penggiat agama (marbot, guru ngaji, koster, guru sekolah minggu, bikhu, serta pandita) rutin menerima dana insentif sebesar Rp500 ribu rupiah setiap bulan. Kemudian, terdapat izin pembangunan rumah ibadah baru untuk 19 masjid, 33 gereja, dan tiga vihara/kuil.

10. Subsidi Pangan untuk Warga Miskin

Duduk di kursi empuk sebagai Gubernur DKI, bukan berarti Anies Baswedan lupakan nasib kaum miskin atau duafa ibu kota. Tahun ini, dia menyediakan paket bahan pangan murah untuk 1,1 juta warga miskin terdata di 312 titik.

Paket bahan pangan itu berisikan beras, daging sapi, telur ayam, ikan dan susu. Kalau ditotal, harganya mencapai Rp402 ribu. Namun, warga DKI cukup merogoh kocek Rp126 ribu saja untuk membawa pulang paket banyak murah tersebut.

Artinya, Pemprov DKI mensubsidi Rp276 ribu per paket yang hampir 70 persen dari harga normal. Program ini jelas sangat berguna bagi warga DKI. Apalagi saat ini, harga barang naik di tengah pendapatan yang tidak naik.

Untuk menjaga stabilitas harga pangan di DKI, Anies sudah menunjuk 3 BUMD untuk bekerja keras menjaganya. Yakni Dharma Jaya, Food Station Tjipinang Jaya, dan Pasar Jaya. Betul-betul membuat ringan beban kelompok miskin di ibu kota.

Itu baru catatan kecil dari berbagai legacy dari Anies Baswedan. Masih banyak torehan prestasi lainnya. Yang jelas, sosok Anies Baswedan boleh dibilang lulus sebagai pemimpin di DKI Jakarta. Besar harapan masyarakat untuk naik kelas ke kancah nasional.

Seperti dituliskan mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu dalam akun twitter @msaid-didu, dikutip Jumat (14/10/2022). Dia menuliskan begini. “Pesan terakhir buat Pak @aniesbaswedan: terima kasih atas karyanya di DKI-rakyat menunggu karya selanjutnya untuk Indonesia. Engkau meninggalkan segunung prestasi-bukan segudang janji. engkau merajut kembali kohesivitas sosial dan kebersamaan-bukan membuat kotak-kotak.”

Back to top button