News

Timbulkan Narasi Perpecahan, Kepala BP2MI Diminta Urusi Saja Masalah TKI

Senin, 28 Nov 2022 – 14:45 WIB

Benny Rhamdani

Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani (berbaju hitam) saat berbicara dengan Presiden Jokowi pada acara pertemuan relawan Jokowi di GBK, Jakarta, Sabtu (26/11/2022). (Foto: Tangkapan layar)

Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai pernyataan Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) yang juga merupakan relawan Jokowi, Benny Rhamdani, seperti melibas sosok yang berbeda dari pemerintah, adalah hal yang tidak perlu dikemukakan sosok pejabat negara.

“Ya itu narasi tidak bagus, apalagi ini dikemukakan oleh seorang Kepala BP2MI. Kalau saya bekerja saja dengan baik, urus TKI dengan baik, karena banyak permasalahan di TKI luar negeri,” tegas Ujang kepada inilah.com saat dihubungi pada Senin (28/11/2022).

Ujang menegaskan bahwa lebih baik Benny mengurusi bidangnya terkait persoalan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang masih memiliki banyak masalah di dalamnya.

“Ya belajar saja mereka bagaimana berusaha memimpin lembaganya dengan baik. Karena para TKI itu juga tidak bermasalah, selama ini kan TKI yang tidak terurus begitu, saya juga banyak keluhan karena daerah sini banyak keluhan-keluhan juga. Kalau tetangga saya menjadi TKI mengatakan, saya takut kembali ke Indonesia kenapa?” ujarnya.

“Karena sampai di Indonesia menganggur. Tapi kalau di Malaysia, mereka di penjara di Malaysia mereka masih bisa makan, masih ada pekerjaan di sana, di Indonesia tidak. Jadi banyak persoalan TKI yang harus diurus oleh Pak Benny ya,” lanjut Ujang membeberkan.

Ujang menyesalkan pernyataan yang kontroversial dari Benny karena bisa memunculkan perpecahan. “Ini sangat disayangkan,” ucap Ujang.

Menurut Ujang, sebaiknya Benny tidak usah mengurusi persoalan politik bahkan hingga memberikan persuasi, yang akan melibas siapapun pihak yang berbeda.

“Kita sudah bersepakat untuk berdemokrasi, siapapun yang berbeda harus diberi ruang untuk bisa ikut kompetisi yang sehat,” tegas Ujang.

Tak hanya itu, Ujang juga menyinggung bahwa seorang pejabat jangan menjadi sosok yang ingin berkuasa secara terus menerus dengan kekuatan oligarki.

“Dengan kekuatan oligarkinya, dengan kekuatan kelompok-kelompoknya itu, maka pihak lain padahal sesama anak bangsa, atau yang berbeda itu tidak boleh untuk bisa bersaing secara sehat dalam pemilu dan lain sebagainya. Jadi ini tentu sangat disayangkan pernyataan itu, kecuali kalau pernyataan itu dikeluarkan oleh bukan kepala BP2MI,” terangnya.

Oleh karena itu, ia melihat bahwa ada rambu-rambu jelas bagi para pejabat negara untuk tidak memberikan pernyataan secara sembarangan ke ruang publik. Apalagi dengan narasi untuk memecah belah bangsa ini.

“Kita inginkan bangsa ini tidak terpecah, tidak terpolarisasi, kita ingin bersatu, ya tentu bersatu itu ya yang berbeda harus dihargai. Bukankah Tuhan menciptakan kita berbeda, bukankah kita memang konstruksi masyarakatnya majemuk, heterogen, dan berbeda? Oleh karena itu perbedaan itu bukan untuk dilibas,” jelas Ujang.

Ia menambahkan, justru pernyataan Benny tersebut menimbulkan dampak yang negatif dan menimbulkan gejolak serta perpecahan. “Saya mengingatkan secara pribadi kepada pejabat negara, ya tidak usah membuat pernyataan-pernyataan yang aneh lah,” tegasnya.

Back to top button