News

Terjadi Lagi, Jakarta jadi Peringkat Satu Kota Paling Berpolusi

Terjadi Lagi, Jakarta jadi Peringkat Satu Kota Paling Berpolusi

(Dokumentasi: Ilustrasi polusi udara/ Inilah.com).

Polusi udara masih menjadi masalah yang belum terpecahkan di DKI Jakarta. Merujuk data dari IQAir, pada pukul 11.00 WIB, Selasa, (19/09/2023), Jakarta, Indonesia menduduki peringkat pertama dengan indeks kualitas udara (AQI) US 164, konsentrasi particulate matter PM 2.5. Status kualitas udara Jakarta saat ini tidak sehat, sehingga terlihat memasuki zona merah.

“Karena polusi udara terus berkepanjangan maka kita harus lebih ekstra hati-hati lagi, dan mengenal lebih rinci untuk bagaimana risiko yang kita hadapi sehari-hari,” kata Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia  (PDPI) Prof Tjandra Yoga Aditama kepada Inilah.com, Jakarta, Selasa (19/09/2023).

Tjandra Yoga juga menjelaskan dampak dari adanya kualitas udara buruk yang terus menerus.  Menurut Center of Disease Control and Prevention (CDC) polusi udara sangat berisiko tinggi terhadap kesehatan kelompok masyarakat.

“Mereka yang berisiko tinggi adalah masyarakat yang punya penyakit paru termasuk asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) serta penyakit paru lainnya, penyakit jantung, kelompok lansia dan anak-anak,” tambah Tjandra Yoga.

Riset tingkat internasional juga menunjukkan bahwa kelompok yang juga berisiko tinggi terhadap dampak tingginya PM 2.5 adalah wanita hamil, bayi baru lahir serta mereka dengan kondisi kesehatan tertentu seperti obesitas atau diabetes.

“Selain itu, yang juga berisiko tinggi adalah mereka dengan penyakit serebrovaskuler, penyakit vaskuler perifer dan juga riwayat pernah dapat serangan stroke,” paparnya.

Kemudian, mereka yang juga terdampak dari paparan kualitas udara buruk adalah memiliki penyakit kardiovaskuler seperti pengidap hipertensi dan yang kadar kolesterolnya tinggi, serta para perokok yang memang berisko tinggi mendapat penyakit paru serta berbagai masalah kesehatan lainnya.

“Di masyarakat banyak pertanyaan kenapa anak-anak menjadi amat berisiko kesehatannya dalam situasi polusi udara sekarang ini. Sedikitnya ada tiga alasan,” tambahnya.

Pertama, karena anak-anak banyak beraktifitas dan main di luar rumah.

Kedua, karena anak-anak menghirup udara lebih banyak per kilogram berat badannya, bila dibandingkan dengan dewasa.

Ketiga, anak-anak juga lebih rentan karena saluran napasnya masih dalam perkembangan.

“Jadi, kenalilah risiko tinggi kemungkinan dampak buruk kesehatan akibat polusi udara. Lindungilah diri kita masing-masing, apalagi polusi udara ini sudah cukup lama berlangsung dan entah sampai kapan dapat dikendalikan,” ujar Guru Besar FKUI itu.

Topik

Komentar

BERITA TERKAIT

Back to top button