Market

Tenaga Kerja Tak Terserap, Sekjen Kemenaker: Industri Terlalu Padat Modal

Saat ini masih terjadi kualitas pertumbuhan ekonomi yang rendah, terutama penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat. Indonesia gagal memanfaatkan bonus demografi untuk pertumbuhan ekonomi.

Walaupun Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi mengakui  karakteristik pertumbuhan ekonomi Indonesia terus mengalami perubahan. Tetapi industri Indonesia lebih banyak didominasi Industri padat modal dibandingkan padat karya.

“Akibat banyaknya industri padat modal, angka pengangguran semakin terbuka, dan kemiskinan masih menghimpit sebagian penduduk,” ucap Anwar Sanusi dalam acara penutupan Job Fair and Higher Education Expo 2023 di Universitas Negeri Malang, Jawa Timur, Jumat (8/9/2023).

Sekjen Anwar menjabarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2023 mencapai 5,45 persen, yang mengalami penurunan sebesar 0,38 persen dibandingkan Februari 2022.

Menurut data BPS, perekonomian Indonesia pada Triwulan I Tahun 2023, mampu tumbuh sebesar 5,03 persen, jika dibandingkan Triwulan IV Tahun 2022, yang terkontraksi sebesar 0,92 persen.

“Meskpun begitu, pertumbuhan ekonomi Indonesia paska pandemi belum menyerap tambahan tenaga kerja baru dan mengurangi kemiskinan secara substansial,” ungkap Anwar seperti mengutip keterangan resmi Kemenaker, Sabtu (9/9/2023).

Sekjen Anwar menekankan, adanya job fair merupakan upaya yang sangat bermanfaat terhadap penciptaan peluang bagi masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan.

“Melalui job fair juga, perusahaan dapat memperoleh kandidat tenaga kerja berkualitas sesuai jabatan yang ditawarkan,” katanya.

Back to top button