Market

Tahun Depan Banyak Negara Krisis Ekonomi, Indonesia Kecipratan Getahnya

Rabu, 12 Okt 2022 – 22:24 WIB

Ekonom senior, Chatib Basri. (Foto: VOI).

Tahun depan, banyak negara diterpa krisis ekonomi berdampak kepada turunnya permintaan. Akibatnya, penerimaan negara dari ekspor komoditas ikut turun.

Disampaikan ekonom senior Chatib Basri, harga komoditas unggulan Indonesia seperti batu bara, minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO), karet, berpotensi melemah pada tahun depan. “Sehingga penerimaan negara juga akan turun. Pada saat bersamaan, pemerintah menargetkan defisit APBN kembali di bawah 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ini jelas tantangan berat,” terang mantan Menteri Keuangan era Presiden SBY dalam Mandiri Sekuritas Market Outlook di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (12/10/2022).

Masih kata Chatib, pemerintah perlu menerapkan policy mix. Suku bunga acuan Bank Indonesia 7 Days Reverse Repo Rate (BI-DRRR) tidak bisa dikerek naik terlalu tinggi, dan pengetatan pengeluaran negara perlu dilakukan secara berhati-hati.

“Jadi harus diterapkan policy mix. Termasuk penerapan kebijakan makro prudensial. Beberapa pengaturan untuk menjamin apa yang terjadi di pasar valuta asing perlu dilakukan, bukan untuk tagging the level tapi smoothing the volatility,” kata Chatib.

Ia memprediksi, perekonomian Indonesia mengalami pelemahan, sebagai dampak dari resesi global. Karena ketergantungan yang rendah terhadap rantai pasok global, sebagaimana tampak dari ekspor yang hanya menyumbang 24,68 persen dari PDB. Di samping itu, hanya 15 persen dari total Surat Berharga Negara (SBN) yang dipegang investor asing.

Di sisi lain, dia mengingatkan tim ekonomi Presiden Jokowi untuk memberikan perlindungan terhadap kelompok rentan. Skalanya harus prioritas. Ini penting untuk menopang perekonomian Indonesia agar tidak jatuh terlalu dalam.

“Quality spending itu penting. Buat saya, yang paling penting dilakukan memproteksi kelompok rentan dalam bentuk pemberian BLT (Bantuan Langsung Tunai) dan PKH (Program Keluarga Harapan),” kata Chatib.

Back to top button