News

Paus Kecam Keras Pembunuhan Ibu dan Anak Jemaat Gereja Katolik di Gaza


Paus Fransiskus mengecam keras pembunuhan seorang ibu dan putrinya di sebuah gereja Katolik di Gaza, di mana ia mengatakan ‘warga sipil tak bersenjata’ menjadi sasaran penembakan dan tembakan.

Berbicara dari jendela yang menghadap ke Lapangan Santo Petrus, Minggu (17/12/2023), Paus mengatakan Israel telah menggunakan taktik ‘terorisme’ di Gaza seraya mengecam pembunuhan dua perempuan Kristen yang berlindung di Patriarkat Latin Yerusalem, otoritas Katolik di Tanah Suci.

“Warga sipil tak bersenjata dibom dan ditembaki. Dan ini bahkan terjadi di dalam kompleks paroki Keluarga Kudus, di mana tidak ada teroris kecuali keluarga, anak-anak, dan orang-orang sakit yang cacat, serta para biarawati. Seorang ibu dan keluarganya, Nahida Khalil Anton dan putrinya Samar Kamal Anton, dibunuh, sementara beberapa orang lainnya ditembak oleh penembak jitu, ketika mereka ke kamar mandi,” kata Paus.

“Rumah para biarawati Bunda Teresa dirusak, generator mereka dihancurkan. Ada yang mengatakan ‘ini terorisme, ini perang’. Ya, ini adalah perang, ini adalah terorisme. Itulah sebabnya Alkitab mengatakan bahwa Tuhan menghentikan perang, mematahkan busur dan mematahkan tombak. Marilah kita berdoa kepada Tuhan untuk perdamaian,” lanjut pemimpin Gereja Katolik dunia itu.

Seorang anggota parlemen Inggris pada Minggu juga berbicara tentang penderitaan anggota keluarganya yang mencari perlindungan di sebuah gereja di Jalur Gaza.

Layla Moran, anggota parlemen dari Oxford West dan Abingdon, yang juga juru bicara Liberal Democrat Foreign Affairs, mengatakan enam anggota keluarga berlindung di dalam gereja bersama sejumlah orang lainnya. Ia menyebut angka ratusan. Tetapi Moran mengatakan salah seorang anggota keluarga itu, yaitu suami sepupunya yang berusia 81 tahun, meninggal dunia karena tidak dapat meninggalkan gereja itu untuk mendapatkan perawatan.

Moran mengatakan keluarganya mengatakan kepadanya ada ‘peningkatan aksi kekerasan secara luar biasa’ pada Selasa (12/12/2023) lalu dan bahwa sejumlah orang ditembak. Ia juga diberitahu bahwa dalam sebuah eskalasi lebih jauh, seorang ibu dan putrinya ditembak mati.

The Latin Patriarchate of Jerusalem mengatakan dua perempuan Kristen di kompleks gereja di Gaza itu dibunuh oleh penembak-penembak jitu Israel.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, wilayah yang dikendalikan oleh Hamas, mengatakan lebih dari 18.800 warga tewas akibat serangan-serangan Israel ke wilayah itu. Namun data jumlah korban belum lagi dapat diperbarui sejak terjadinya pemutusan jaringan komunikasi.

Angka itu juga belum mencakup ribuan korban lain yang terkubur di bawah puing-puing reruntuhan rumah dan bangunan yang dihantam Israel.

Permohonan warga sipil Palestina agar Israel menyetujui gencatan senjata, hanya mendapat sedikit perhatian di negara yang masih trauma dengan serangan Hamas pada 7 Oktober lalu dan sangat mendukung perang.

Militer Israel mengatakan 121 tentaranya tewas dalam pertempuran di Gaza, yang dilancarkannya sebagai serangan balasan terhadap Hamas. Israel juga mengakan telah menewaskan ribuan militan, meskipun tidak memberikan bukti apapun.

Menteri luar negeri Inggris dan Jerman telah berulangkali menyerukan ‘gencatan senjata berkelanjutan’, yang disambut baik Moran.

Back to top button