Market

Ketika Banyak Orang Keluhkan Harga Barang Naik, BI Sebut Inflasi ‘Baik-baik saja’


Ketika banyak orang teriak mahalnya harga barang, Bank Indonesia justru menyatakan inflasi April 2024 terkendali dengan baik di level 2,5 persen plus-minus 1 persen.

“Inflasi yang terjaga merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan pemerintah pusat dan daerah,” kata Direktur Departemen Komunikasi BI, Fadjar Majardi di Jakarta, Rabu (8/5/2024).

Sinergi pengendalian inflasi antara BI dan pemerintah terjalin erat dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2024 tercatat sebesar 0,25 persen secara month do month (mtm), sehingga secara tahunan menjadi 3 persen year on year (yoy).

Ke depan, BI meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5 plus minus satu persen pada 2024.

Fadjar menuturkan inflasi inti tetap terjaga. Inflasi inti pada April 2024 tercatat sebesar 0,29 persen (mtm), lebih tinggi dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,23 persen (mtm) seiring dengan kenaikan permintaan musiman pada Idul Fitri, serta didorong peningkatan harga komoditas global, khususnya emas.

Realisasi inflasi inti tersebut disumbang terutama oleh inflasi komoditas emas perhiasan, minyak goreng, dan gula pasir. Secara tahunan, inflasi inti April 2024 tercatat sebesar 1,82 persen (yoy), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,77 persen (yoy).

Sementara kelompok volatile food mencatatkan deflasi. Kelompok volatile food pada April 2024 mengalami deflasi sebesar 0,31 persen (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 2,16 persen (mtm).

Deflasi kelompok volatile food tersebut disumbang terutama oleh komoditas cabai merah, beras, telur ayam ras, dan cabai rawit.

Penurunan harga komoditas pangan terutama dipengaruhi oleh berlangsungnya musim panen, khususnya komoditas aneka cabai dan beras. Deflasi lebih lanjut tertahan oleh inflasi komoditas bawang merah, tomat, dan bawang putih.

Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 9,63 persen (yoy), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 10,33 persen (yoy).

Ke depan, inflasi volatile food diperkirakan kembali menurun seiring dengan berlanjutnya musim panen, serta didukung oleh sinergi pengendalian inflasi TPIP dan TPID melalui GNPIP di berbagai daerah, sehingga mendukung upaya stabilisasi harga pangan.

Sebut saja Wahyu, pemilik warung di Sawangan, depok, Jawa Barat mengeluhkan harga gula yang tembus hingga Rp20.000 per kilogram. “Sekarang ini di pasaran harga gula sudah naik jadi Rp18 ribu. Bahkan ada yang jual Rp20 ribu di warung-warung lain,” ujar Wahyu, Kamis (4/5/2024).

Pun demikian Yanto, penjual minuman es teh Solo di Pondok Petir, Depok, Jawa Barat, mengeluhkan hal yang sama. Harga gula yang biasanya Rp17.500 naik paling murah Rp19 ribu per kilogram.

 

Back to top button