News

Vaksin AstraZeneca dan Kontroversi Efek Samping Thrombosis Thrombocytopenia Syndrome


Vaksin AstraZeneca, yang dikembangkan oleh Universitas Oxford, kembali menjadi sorotan setelah muncul laporan efek samping yang langka namun serius berupa Thrombosis Thrombocytopenia Syndrome (TTS). Menurut dokumen pengadilan yang terungkap, perusahaan farmasi AstraZeneca mengakui potensi sangat langka vaksin tersebut menyebabkan TTS.

TTS, atau sindrom trombosis dengan trombositopenia, adalah kondisi medis yang terjadi ketika seseorang mengalami pembekuan darah bersamaan dengan jumlah trombosit yang rendah, yang dikenal juga sebagai trombositopenia. Kondisi ini dapat menyebabkan pembekuan darah di berbagai bagian tubuh, termasuk otak, perut, paru-paru, dan pembuluh darah ekstremitas.

Pada Februari lalu, Jamie Scott, seorang pria beranak dua, mengajukan gugatan ke Pengadilan Tinggi Inggris setelah mengalami cedera otak serius akibat pembekuan darah pasca-vaksinasi AstraZeneca pada April 2021. Menurut laporan, kondisinya sangat kritis hingga rumah sakit menghubungi istrinya untuk menyampaikan kemungkinan buruk yang dapat terjadi.

Meskipun AstraZeneca membantah tuduhan secara langsung, mereka mengakui dalam dokumen hukum bahwa terdapat kemungkinan langka vaksin tersebut menyebabkan TTS. 

“Pada sebagian kecil kasus, vaksin AZ dapat menyebabkan TTS. Mekanisme penyebabnya masih belum diketahui dan TTS juga bisa terjadi tanpa vaksinasi,” ungkap pernyataan perusahaan tersebut.

Menanggapi hal ini, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Siti Nadia Tarmizi, mengimbau masyarakat untuk tidak panik.

“Vaksin AstraZeneca telah digunakan lebih dari 1 miliar dosis secara global dengan kasus TTS yang dilaporkan hanya sekitar seribu,” jelas Nadia. Ia menambahkan bahwa vaksin tersebut telah melalui serangkaian uji coba yang ekstensif dan manfaatnya dianggap jauh lebih besar daripada risiko efek samping.

Nadia juga menekankan bahwa kejadian TTS sangat jarang dan bisa dipengaruhi oleh faktor ras dan genetik, dengan belum adanya laporan kasus serupa di Indonesia. Meskipun begitu, efek samping ini tetap perlu diwaspadai, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu atau dalam kondisi hamil.

Di tengah kontroversi ini, penting bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi yang akurat dan lengkap mengenai vaksin dan efek sampingnya, serta mendiskusikannya dengan penyedia layanan kesehatan untuk mendapatkan keputusan vaksinasi yang paling tepat berdasarkan kondisi kesehatan dan risiko pribadi.

Back to top button