News

Kaesang Minta Bantuan Relawan Jokowi Agar PSI Tembus Senayan

Ketua Umum (Ketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep meminta dukungan relawan Presiden (Jokowi) yakni Solidaritas Merah Putih (Solmet) terkait target bisa tembus ke Senayan alias memiliki wakil di DPR RI pada Pemilu 2024. Permintaan ini dilontarkan Kaesang lantaran dirinya menyadari partai yang dipimpinnya terbilang kecil.

“Insya Allah di 2024 ini kami akan jadi partai yang dipertimbangkan, tapi untuk melangkah ke sana sekali lagi kami mohon bantuan dari bapak ibu, supaya bisa masuk ke Senayan di 2024,” kata Kaesang di kawasan Pondok Pinang, Jakarta Selatan, Rabu (11/10/2023).

Kaesang sempat menjawab permintaan relawan Solmet mengenai harapan agar PSI menjadi partai yang bebas korupsi dan dapat menggolkan Undang-Undang (UU) tentang Perampasan Aset.

“Menjawab tentang korupsi saya juga sudah bilang ke teman-teman di PSI. Misalkan insya Allah nanti kita lolos di pemilu 2024 salah satu yang akan kami golkan adalah RUU perampasan aset,” jelasnya.

“Dan kalaupun tidak berhasil, karena tetap pasti ada yang tidak suka dengan kita, dengan UU perampasan aset ya sudah kita mulai dari internal PSI,” ujar dia melanjutkan.

Kaesang memaparkan, langkah internal itu diimplementasikan melalui penyitaan harta dan membuat jadi miskin apabila ada kader PSI yang terseret korupsi.

“Akan kami lakukan agar partai lain bisa mencontohnya. Saya rasa semua teman-teman di PSI berani semua, karena mereka tidak korupsi,” terangnya.

Ketum Solidaritas Merah Putih (Solmet) Silfester Matutina mengakui pihaknya meminta PSI untuk mampu memberantas korupsi.

“Untuk saat ini, saya sebagai ketum meminta sebagai anak bangsa mari kita pilih partai yang tidak ada koruptornya, dan partai (serta) capres yang berani menggolkan UU Perampasan Aset,” jelas Silfester.

Selain itu, Silfester berujar, Solmet mendukung politik optimisme. Dengan kata lain, PSI dianggap mampu menggerakkan politik semacam itu dengan menggaungkan zero corruption, berani atas ketidakadilan hukum, intoleransi, dan radikalisme.
    

Back to top button