News

Sudah Temukan Pengganti, Elon Musk Siap Hengkang dari Twitter?

CEO Twitter, Elon Musk kembali membuat kehebohan di media sosial. Sebab melalui akun Twitter, Elon Musk mencuit soal jajak pendapat soal nasibnya di Twitter.

Dalam jajak pendapat itu, Musk membuka voting apakah dia harus mundur sebagai CEO Twitter atau bertahan. Hasilnya 6 juta pengguna media sosial tersebut menginginkan pendiri Tesla Inc itu untuk cabut dari Twitter.

Musk merilis jajak pendapat ini pada Senin (19/12) pagi waktu Indonesia. Jajak pendapat itu langsung banyak diserbut pada pengguna Twitter. Bahkan dalam waktu kurang dari enam jam, sudah ada lebih dari 12 pengguna yang berpartisipasi.

Hasil jajak pendapat itu mencatatkan sekitar 56 persen atau 6 juta responden setuju Musk mundur dari jabatannya saat ini. Bahkan Musk berjanji akan menjalankan hasil dari jajak pendapat ini.

“Haruskah saya mundur sebagai kepala Twitter? Saya akan mematuhi hasil polling ini,” tulis Musk di akun Twitter pribadinya.

Should I step down as head of Twitter? I will abide by the results of this poll.

— Elon Musk (@elonmusk) December 18, 2022

Musk menjadwalkan jajak pendapat tersebut, karena dia menutup aktivitas itu pada pukul 11:20 GMT atau 18:20 WIB. Musk tidak merinci kapan dia akan mundur setelah jajak pendapat itu selesai.

Seperti mengutip Reuters, Musk pernah mengatakan kepada pengadilan Delaware bulan kemarin bahwa dia akan mengurangi waktunya di Twitter. Bahkan dia mengaku sudah menemukan orang baru untuk menggantikannya mengurus Twitter.

Setelah jajak pendapat, Musk kembali berkicau lewat Twitternya soal permohonan maaf. Bahkan dia mengatakan akan ada jajak pendapat lanjutan untuk menentukan keputusan besar ke depannya. “Ke depan, akan ada pemungutan suara untuk perubahan kebijakan besar,” katanya.

Jajak pendapat ini terjadi setelah Twitter pada hari Minggu (18/12) kemarin melakukan pembaruan kebijakan. Dalam kebijakan barunya, Twitter melarang pembuatan akun untuk mempromosikan perusahaan media sosial lainnya.

Konten yang mengandung nama pengguna atau tautan menuju platform rival juga dilarang. Pembaruan kebijakan akan memengaruhi konten dari platform media sosial seperti Facebook serta Instagram dari Meta yang kerap tersambung dengan Twitter. Di saat yang sama, aturan itu juga bisa merugikan layanan media sosial lain seperti Mastodon, Truth Social, Tribel, Nostr, dan Post.

Back to top button