Market

Rencana Impor Sapi Bakalan 400 Ribu Ekor, DPR Ingatkan Kemendag Jangan Gegabah Keluarkan Izin


Kalau tak ada aral melintang, pemerintah bakal mengimpor 400 ribu sapi bakalan asal Australia, untuk memenuhi kebutuhan daging dalam negeri. Kalangan DPR berharap, Kementerian Perdagangan (Kemendag) tidak terburu-buru mengeluarkan izin impor sapi bakalan.

“Sebaiknya jangan dulu dikeluarkan (izin impor). Hitung dulu, kebutuhan daging nasional berapa, produksi kita berapa? Lalu ketemu defisit, itu yang diimpor. Akan tetapi, nasib peternak lokal harus dipikirkan. Jangan sampai peternak lokal menjadi malas, meninggalkan ternak sapi. Nanti, kita impor-impor terus,” kata anggota Komisi IV DPR, Firman Subagyo, Jakarta, Rabu (14/2/2024).

Kata politikus senior Partai Golkar ini, peternak sapi lokal seringakali dihadapkan masalah berat. Misalnya, mahalnya harga bibit dan pakan sapi. Seharusnya, pemerintah hadir memberikan insentif kepada mereka. 

“Di sini perlunya kehadiran pemerintah dalam menjaga hajat hidup peternak sapi lokal kita. Jangan malah dibiarkan berjuang sendiri. Itu bisa membuat mereka malas. Tidak lagi tertarik menjadi peternak sapi. Kalau itu terjadi, masalah baru bagi kita semua,” kata Firman. 

Di sisi lain, Firman mengingatkan, kebutuhan daging sapi bakal melonjak dalam waktu dekat. Ya, karena sebentar lagi sudah masuk bulan puasa Ramadan, disusul Hari Raya Idul Fitri. Tak lama kemudian, umat Muslim memperingati Hari Raya Idul Adha.

“Kalau memang produksi tidak mencukupi, ya impor. Ke depan, pemerintah harus punya perencanaan yang sistematis dan jelas. Bagaimana melindungi petani dan peternak dalam jangka panjang. Sehingga kita tidak selalu menggantungkan kepada impor, dan impor,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan anggota Komisi IV DPR, Andi Akmal Pasluddin bahwa nasib peternak sapi lokal yang saat ini masih dalam proses recovery, akibat penyakit mulut dan kuku (PMK), harus menjadi prioritas pemerintah.

Untuk itu, politikus PKS ini menyarankan agar Kemendag tidak gegabah dalam mengeluarkan izin impor sapi bakalan. ‘Kita pertanyakan informasi ini. Kita minta Kemendag jangan dulu keluarkan izin, sebelum semuanya jelas. Itu impornya kan besar sekali,” kata Akmal.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Inilah.com, memang ada rencana untuk mengimpor sapi bakalan sebanyak 400 ribu ekor. Melihat bisnis ini cukup gurih, pihak asisiasi eksportir ternak hidup Australia (liveCorp) melakukan sejumlah pendekatan. Bahkan lewat jalur Kedutaan Besar (Kedubes) Australia untuk Indonesia.

Selanjutnya, Akmal berjanji akan memanggil kementerian teknis yakni Kementerian Pertanian (Kementan), serta asosiasi peternak sapi. “Semuanya harus clear. Saya kira perlu pengkajian yang lebih mendalam dulu. Jangan ujug-ujug impor. Harus dipikirkan juga dampaknya seperti apa. Apalagi kalau ada kepentingan asing di bisnis ini,” kata Akmal.

Dirinya pun heran, apakah produksi daging sapi dari peternak lokal belum bisa mencukupi kebutuhan nasional. Kalaupun kurang, angkanya harus jelas. Jangan sampai, importasi sapi menjadi bancakan para oknum untuk meraup keuntungan pribadi.

“Jangan pula mengabaikan nasib peternak lokal kita. Bisa-bisa mereka malas menjadi peternak sapi, Indonesia menjadi pengimpor daging selamanya. Ini yang tidak kita inginkan,” ungkapnya.

Tahun ini, pemerintah mencanangkan impor sapi bakalan sebanyak 676 ribu ekor, serta 320.352 metrik ton daging beku. Langkah ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan dalam negeri. Untuk itu, rekomendasi impor ini dikebut.

Impor ini, diharapkan bisa menopang derasnya kebutuhan daging yang mengalami pertumbuhan tiap tahun. Diperkirakan, permintaan daging pada 2024, mencapai 720.375 metrik ton.

Sedangkan, produksi dalam negeri ditargetkan 422.649 ton. Artinya, masih ada kekurangan alias defisit hampir 300 ribu ton. Untuk menutup kekurangan itu, pemerintah melakukan impor. Agar persediaan dan harga daging bisa tetap terjangkau. Namun, penentuan impor harus tepat angka serta waktunya.

 

Back to top button