News

Tepis Isu Krisis Kepemimpinan, PSI Klaim Makin Kompak di Era Giring

Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ade Armando menepis isu bahwa partainya sedang dibayangi krisis kepemimpinan sejak partai berlambang bunga mawar itu ditukangi oleh Ketua Umum (Ketum) Giring Ganesha.

Bahkan mantan dosen FISIP Universitas Indonesia itu menegaskan bahwa PSI dalam keadaan yang solid. “Saya kenal PSI sejak tahun 2019, kalau saya sebagai orang yang tadinya berada di luar, sekarang berada di dalam, ini adalah saat yang saya bandingkan jauh lebih solid sekarang kepemimpinannya dibandingkan masa-masa yang lalu, khususnya di 2019, di pemilu yang sebelumnya,” tuturnya kepada Inilah.com di Jakarta, dikutip Jumat (26/5/2023).

Ade juga menepis soal isu yang menyebut bahwa PSI sudah tak lagi menjadi partai anak muda, lantaran direkrutnya sejumlah pesohor yang usianya tak terbilang muda lagi, dan didaftarkan sebagai bakal calon anggota legislatif PSI.

Ia menyebut bergabungnya dirinya dan dua kader baru lainnya, Helmi Yahya dan Irma Hutabarat dikarenakan memiliki kesamaan dengan PSI terkait pemberantasan korupsi.

“Itu kan mencerminkan betapa PSI justru sedang berada dalam kondisi sangat menarik untuk orang bergabung di dalamnya. Jadi sama sekali tidak ada krisis kepemimpinan di dalam PSI,” tegas dia.

Demikian juga rumor yang menyebut hengkangnya sejumlah kader karena tidak sejalan dengan gaya kepemipinan Giring, turut dibantah Ade. Ia menduga, keluarnya para kader itu karena terlena janji manis partai politik lain. Dan keputusan mereka, sambung Ade, tidak memberikan dampak apapun bagi partai.

“Ada sebagian dari kader-kader PSI yang keluar atau berpindah, itu merupakan hal yang lumrah. Mungkin mereka mendapat tawaran, janji-janji dari partai lain, tapi ya kita mendoakan mereka mendapatkan yang terbaik di luar PSI,” ujar Ade.

Diketahui, beberapa kalangan menilai PSI berubah, sejak berada di bawah kepemimpinan Ketua Umum (Ketum) Giring Ganesha. Anggapan positif masyarakat selama ini yang menilai PSI sebagai harapan, kini berubah jadi cacian, lantaran partai berlambang bunga mawar ini kerap mencari sensasi.

Pakar politik dari Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam mengingatkan Giring untuk perlu merubah gaya berpolitiknya. Ia mengatakan sebagai seorang politikus, Giring belum menunjukkan karakter yang matang.

Pola komunikasi politik yang digunakan, sambung dia, masih cenderung berusaha menciptakan sensasi dan ledakan isu, dengan statement-statement kritis dan suara sumbang terhadap isu yang sedang menjadi perhatian.

“Jika Giring masih terus mengandalkan serangan-serangan politik yang basisnya kebencian dan asal beda kepada lawan politiknya , itu akan kontraproduktif,” kata Khoirul kepada Inilah.com di Jakarta, Jumat (26/5/2023).

Ia berpendapat, sudah saatnya PSI dipimpin oleh figur muda yang lebih matang dan paham berpolitik. “Sebagai alternatif, sudah saatnya figur muda yang lebih matang dari PSI, seperti Raja Juli Antoni, bisa mengambil alih peran nahkoda partai. Raja Juli yang juga mantan Sekjen PSI adalah doktor ilmu politik dari School of Political Science & International Studies, The University of Queensland, Australia,” tegasnya.

“Ataupun sosok lainnya yang dinilai mempunyai kapasitas dan kredibilitas kepemimpinan yang lebih kuat untuk PSI kedepan agar lebih baik,” tandas dia.

Back to top button