News

Status Endemi Masih Wacana, BNPB Tunggu Arahan WHO

Tekad Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengubah status Pandemi COVID-19 menjadi endemi, belum bulat. Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) sebut penetapan status endemi masih sebatas wacana.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto memastikan bahwa pemerintah belum mengambil keputusan soal pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di tanah air.

“Terkait pandemi menjadi endemi masih belum diputuskan. Presiden Jokowi juga masih mempertimbangkan kira-kira kalau PPKM ini dihentikan akan seperti apa. Nanti akan disampaikan secara resmi,” kata Suharyanto di Jakarta, Selasa (27/12/2022).

Pada prinsipnya, sambung dia, pemerintah perlu menunggu keputusan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terkait ketetapan status COVID-19 menjadi endemi.

Ia menegaskan menunggu keputusan dari WHO adalah protokol yang wajib diikuti semua negara termasuk Indonesia. “Tetapi endemi itu bukan hanya Indonesia yang bisa menyampaikan. Karena itu global, jadi harus dari WHO,” lanjut dia.

Lebih lanjut, Suharyanto menilai perubahan status ini agaknya perlu dicermati dengan matang. Mengingat, belakangan kasus COVID-19 masih merebak di negara-negara seperti Jepang dan Cina.

“Tetapi kita juga ingin tahu gimana perkembangan ke depan. Kalau kita lihat rekan-rekan media juga tahu mungkin negara-negara lain juga ada yang melonjak ya,” sebut Suharyanto.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengungkapkan kemungkinan pemerintah mencabut status PPKM pada akhir tahun ini. “Hari ini, kemarin, kasus harian kita berada di angka 1.200, dan mungkin nanti akhir tahun, kita akan menyatakan berhenti PSBB, PPKM kita,” ujar Jokowi pada Outlook Perekonomian Indonesia Tahun 2023, di Jakarta, Rabu (21/12/2022).

Hingga data terakhir, kata Jokowi, tren penurunan kasus harian COVID-19 terus terjadi. Ia mencontohkan bahwa hingga Selasa (20/12), kasus COVID-19 secara harian sebesar 1.200 kasus. Jumlah itu menunjukkan penurunan drastis dibanding puncak kasus saat varian COVID-19 Omicron yang mencapai 64 ribu kasus. “Perjalanan seperti itu harus kita ingat betapa sangat sulitnya,” tutur Jokowi.

Menurut Jokowi, situasi sulit pandemi COVID-19 dapat dikelola dengan baik, sehingga menjadi terkendali. Hal itu karena pemerintah bersikap tenang dan melakukan kalkulasi dengan cermat untuk mengendalikan situasi sulit.

Back to top button