News

Soroti Tragedi Kanjuruhan, KPAI: Anak-anak Tak Layak Ditembaki Gas Air Mata!

Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang pascapertandingan lanjutan kompetisi BRI Liga 1 2022/2023 antara Arema FC versus Persebaya meninggalkan luka mendalam. Hal ini juga menjadi perhatian Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Melalui Kepala Divisi Monitoring Evaluasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (Kadiv Monev KPAI) Jasra Putra, KPAI menyampaikan duka mendalam khususnya bagi anak-anak yang menjadi korban dalam peristiwa memilukan di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu malam (1/10/2022) itu. Jasra menganggap, anak-anak sama sekali tak layak mendapatkan hujaman gas air mata dan kekerasan.

“Karena anak masuk di acara dengan sebutan suporter, tentu ada perlakuan khusus, seperti edukasi, mitigasi, dan pengurangan risiko bagi orang tua,” kata Jasra dalam keterangannya, Minggu (2/10/2022).

“Tentu mereka tidak siap jika tiba-tiba harus berhadapan dengan gas air mata dan kekerasan,” lanjut dia.

KPAI menilai, sepak bola adalah tontonan keluarga, untuk itu penting menghadirkan sepak bola yang ramah anak. Namun yang terjadi di Stadion Kanjuruhan justru mencerminkan fakta sebaliknya.

“Beredarnya foto, video tentang situasi anak anak di tengah lautan massa tak terkendali, bersama orang tua mereka, ada yang digandeng, digendong, dengan paparan pemukulan, kekerasan, teriakan-teriakan, perihnya asap gas air mata, massa yang panik, melawan arus massa demi mencari selamat, namun ternyata peristiwa itu tidak hanya terjadi di stadion tapi juga di luar stadion,” terang Jasra.

Imbas kejadian, ini anak-anak mungkin akan berpikir dua kali untuk menyaksikan pertandingan sepak bola yang semula dinilai ramah. Perasaan traumatik yang lebih menyerang psikis menurut KPAI bakal menjadi momok menakutkan.

“KPAI berharap semua fokus pada pelayanan korban yang maksimal, baik yang masih hidup maupun telah meninggal. Lembaga layanan yang tersedia, bisa jemput bola, untuk menolong situasi anak  dan keluarga,” harap Jasra.

Sebelumnya, kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.

Diketahui, sedikitnya 130 orang meninggal dalam tragedi itu. Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta menjelaskan, 34 orang dilaporkan meninggal di Stadion Kanjuruhan, sementara sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat.

Selain korban meninggal, tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 di antaranya merupakan kendaraan Polri.

Back to top button