Ketua Umum (Ketum) Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menyebut perayaan hari lahir (milad) partainya yang ke-25 kali ini terasa berbeda karena adanya penentuan arah dukungan untuk calon presiden di Pemilu 2024.
“Mengapa saya katakan hari ini berbeda dari pertemuan-pertemuan biasanya? Oleh karena, seingat saya peristiwa seperti ini (pemilu) terjadi tahun 2004, ketika pada waktu itu awalnya hanya dua partai, yaitu Partai Demokrat dan PBB bersepakat untuk mencalonkan Bapak SBY dan JK, untuk menjadi capres dan wapres,” ungkap Yusril di ICE BSD, Tangerang, Banten, Minggu (30/7/2023).
Yusril lantas menceritakan bahwa pada saat itu, pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla (SBY-JK) dianggap sebagai pasangan yang tak mungkin menang. Namun, PBB tetap melakukan upaya pemenangan dengan sosialisasi dan kampanye.
“Pada waktu itu dianggap Pak SBY bukan dari kalangan Islam dan ada PBB di sana, maka terciptalah suatu kerja sama nasionalis Islam yang membuat pasangan ini menang pada putaran pertama dan pada putaran kedua memenangkan (sebagai) presiden,” ujar Yusril.
Tak hanya itu, Yusril juga sempat menceritakan perihal dirinya yang ditantang oleh Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin perihal arah dukungan PBB di Pemilu 2024.
“Saya ditantang Pak Muhaimin, beliau bilang ‘sekali ini saya mau menguji kesaktian Pak Yusril, siapa calon yang didukung Pak Yusril dan ada hitung-hitungan apa di balik semua itu, saya menguji kesaktian apakah kali ini calon yang didukung Pak Yusril bakal menangkan Pilpres 2024 atau tidak?,” ungkapnya.
Yusril mengaku agak lama memikirkan hal ini, karena tak hanya semata kalkulasi rasional, namun juga melibatkan perhitungan batiniah. “Yang membuat saya sampai pada kesimpulan PBB harus memutuskan untuk mencalonkan Pak Prabowo sebagai capres,” tutur Yusril.
“Insya Allah sekali ini setelah Prabowo maju 2014, 2019 beliau belum memenangkan, tapi kali ini Insya Allah dengan dukungan PBB, Prabowo akan memenangkan pertarungan Pilpres 2024,” lanjut Yusril.
Basuki Rahmat N.
