Hangout

Shinzo Abe Tewas Ditembak, Apa yang Terjadi Jika Peluru Masuk ke Tubuh Kita?

Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menghembuskan nafas terakhir pada Jumat (8/7/2022) setelah mengalami luka tembakan. Tubuhnya tak kuasa menahan dua lubang peluru sehingga pertolongan darurat medis tak bisa menyelamatkannya. Apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh ketika mendapat tembakan senjata api?

Shinzo Abe ditembak seorang pria 42 tahun bernama Tetsuya Yamagami, saat menyampaikan pidato kampanye untuk pemilihan Majelis Tinggi 10 Juli 2022 di Nara, Jepang barat. Tersangka yang telah ditangkap dan berada dalam penahanan polisi melakukan penembakan dengan senjata rakitan.

Dokter di Nara Medical University mengatakan, ada 20 tenaga medis yang bekerja menangani secara darurat luka tembakan Abe sebelum kemudian menghembuskan nafas terakhirnya. Profesor kedokteran darurat di Nara Medical University Hospital, Hidetada Fukushima, mengatakan bahwa Abe ditembak dengan dua peluru di bagian depan lehernya, berjarak sekitar 5 cm.

Salah satu peluru itu dilaporkan menembus dinding jantung Abe dan menimbulkan pendarahan hebat. Upaya yang dilakukan dokter untuk menghentikan pendarahan dan memberi Abe transfusi pun pada akhirnya tak berhasil. Abe dilaporkan meninggal dunia pada pukul 17.03 waktu setempat dalam usia 67 tahun.

Sekilas Seperti Lubang Kecil

Selama ini kita mengetahui luka tembakan dan peluru masuk ke tubuh hanya melalui film-film. Sekilas yang terlihat dari luar adalah sebuah lubang atau luka kecil di permukaan kulit manusia. Biasanya disertai darah yang mengucur.

Apa yang orang lihat itu kemudian sering mendistorsi pemahaman kita tentang balistik. Peluru dapat dengan mudah menembus pintu atau kaca mobil, meja kayu, drum atau benda padat lainnnya. Hal ini berbeda efeknya ketika mengenai air atau mengenai tubuh manusia.

Mengutip PBS.org, ketika peluru memasuki tubuh manusia, tidak hanya menembus jaringan, tetapi juga menghancurkan tulang dan membuat anggota badan terluka hebat. Misalnya ketika seseorang terkena tembakan di perut, bisa jadi peluru akan bersarang di dekat tulang punggung.

Dalam perjalanannya, peluru akan merobek dan melukai semua organ seperti usus, pankreas, limpa, perut, diafragma, dan paru-parunya. Jaringan di setiap organ ini akan rusak. Darah merembes ke dada. Ini akan berdampak luar biasa terhadap tubuh kita. Contohnya saja, cedera pada usus bisa berarti merusak kantong kolostomi seumur hidup.

Sementara Dr Andrew di whitemountainforensic.com, mengungkapkan, saat peluru memasuki tubuh akan menghancurkan dan mencabik-cabik jaringan di jalur yang dilewatinya. Tembakan ini menciptakan rongga berupa lubang peluru. Kemudian energi tumbukan mengeluarkan gelombang kejut yang secara radial melemparkan jaringan di sekitarnya menjauh dari jalur proyektil. Akibatnya menciptakan rongga yang lebih besar dari diameter peluru.

“Rongga stres sementara ada selama sekitar 5 hingga 10 milidetik dengan serangkaian denyut dan kontraksi yang lebih kecil secara bertahap sebelum pembentukan jalur luka permanen. Tingkat akhir luka ditentukan oleh energi kinetik pada benturan, luasnya rongga sementara dan jumlah fragmentasi peluru,” katanya.

Ia menguraikan lebih lanjut, jumlah energi yang dimiliki proyektil bisa dihitung lewat rumus KE = WxV 2/2g, di mana W = berat proyektil, V = kecepatan proyektil dan g = percepatan gravitasi.

Kehilangan Banyak Darah

Ancaman terbesar bagi hidup Anda setelah tertembak adalah kehilangan darah. Anda perlu menekannya, mungkin, beberapa lubang luka itu akan mungkin sulit dijangkau. Selain kebutuhan awal untuk menghentikan pendarahan, Anda perlu mencari perhatian medis sesegera mungkin.

Jika luka berada di dada, penting untuk tidak membiarkan udara masuk ke dalam rongga. Lubang ini dapat membuat paru-paru kolaps yang menghambat pernapasan melalui luka penghisapan di dada.

Luka tembak di lengan atau kaki sudah cukup untuk membunuh Anda jika merobek arteri. Jika peluru itu mengenai arteri brakialis di lengan, salah satu arteri inguinalis bilateral di selangkangan, atau arteri subklavia di bawah masing-masing klavikula, tubuh dapat mengeluarkan darah dalam waktu kurang dari satu menit.

Selain itu, pukulan langsung pada organ penting, seperti jantung, akan menyebabkannya gagal jantung dengan cepat. Ini yang kemungkinan terjadi pada Mantan PM Shinzo Abe. Ia sempat mengalami henti jantung karena tembakannya itu.

Sangat mungkin jika seseorang ditembak beberapa kali dan masih bisa bertahan hidup. Faktor terbesar untuk bertahan dalam skenario seperti ini adalah keberuntungan dan jalur peluru. Apakah tembakan itu langsung menembus daging tanpa mengenai arteri atau organ utama? Apakah pelurunya tidak terpental di dalam tubuh dan berjalan seperti bola pingpong di tubuh Anda? Jika tidak, Anda memiliki peluang baik untuk bertahan hidup, jika melakukan tindakan cepat.

Banyak adegan di film yang menunjukkan jika si jagoan menderita luka di kaki selama baku tembak dengan sedikit darah dan kemudian berhasil selamat. Bayangkan saja, mungkin Anda pernah mengalami luka sedikit gara-gara pisau dan merasakan betapa banyak darah yang keluar. Sekarang bayangkan berapa banyak darah yang akan keluar dari lubang setengah 1,5 sentimeter di salah satu bagian tubuh Anda.

Kalaupun Anda selamat dari tembakan itu, tentu saja akan ada yang membekas dalam tubuh. “Jika Anda selamat, itu mengubah hidup, karena cedera yang terkait dengan peluru yang menembus jaringan manusia,” kata Bill Smock, seorang ahli bedah polisi di departemen Kepolisian Metro Louisville. “Jika itu merobek sumsum tulang belakang Anda dan Anda bertahan hidup, Anda akan menjadi lumpuh. Jika itu mengenai otak, tentu akan mengubah hidup Anda selamanya.”

Mengingat efeknya itu, bagi siapa saja yang terkena peluru ke dalam tubuh meskipun sudah selesai penangangan medis masih perlu melakukan kontrol kesehatan beberapa kali. Selain itu, secara psikologis korban tembakan akan mengalami trauma. Jadi tak hanya mempengaruhi kesehatan tubuh tapi juga mental.

Back to top button