News

Shanghai Setop Aktivitas Belajar Akibat COVID-19 Menlonjak Lagi

Otoritas Shanghai lewat Biro pendidikan meminta kepada pihak sekolah mulai dari SD hingga SMA untuk meliburkan aktivitas belajar mengajar. Selanjutnya otoritas Shanghai meminta sekolah untuk menggelar kelas online atau daring sebagai pengganti kelas belajar tatap muka mulai Senin (19/12) besok.

Langkah ini pemerintah lakukan sebagai langkah pencegahan karena infeksi COVID-19 sudah semakin memburuk. Bahkan penyebarannya sudah semakin meluas ke kota-kota besar di seluruh China.

Mengutip dari Reuters, Sabtu (17/12), Biro pendidikan juga meminta tanam kanak-kanak dan pusat penitipan anak di Shanghai menutup seluruh kelas tatap muka. Penutupan kelas ini mulai efektif berlaku pada Senin besok.

Sebelumnya, pemerintah China sempat melakukan pelonggaran kebijakan soal COVID-19. Namun akibatnya lonjakan penyebaran virus semakin meluas. Bahkan saat ini muncul kekhawatiran kasus COVID-19 akan mencapai puncaknya pada libur tahun baru dan Imlek.

Sementara itu, beberapa perwakilan negara juga sudah mengambil langkah-langkah terkait melonjaknya infeksi COVID-19 di China. Contohnya, Kedutaan Besar atau Kedubes Amerika Serikat (AS) di Beijing dan sejumlah konsulatnya di kota-kota besar di China menghentikan sementara pelayanan visa.

Langkah ini Kedubes AS lakukan karena adanya lonjakan penyebaran COVID-19 yang terjadi di China pada Jumat (16/12). Kedubes AS hanya memberikan pelayanan secara terbatas untuk pemohonan paspor dan kekonsuleran darurat.

Pihak Kedubes juga membatalkan semua pemohonan visa yang sudah masuk. Mereka melakukan penjadwalan ulang wawancara untuk proses pemohonan visa tersebut.

Selain di Beijing, beberapa konsulat AS juga menghentikan pelayanan pemohonan visa di Shanghai, Guangzhou, Shenyang, dan Wuhan.

Kedutaan Besar RI di Beijing sebelumnya juga telah mengeluarkan pengumuman serupa.

Lonjakan COVID-19 di Beijing telah menyebabkan KBRI tutup hingga Selasa (20/11).

Sementara itu, sejumlah pakar epidemiologi memperkirakan gelombang COVID-19 di China akan mencapai puncaknya pada Januari-Februari 2023, bersamaan dengan musim libur Tahun Baru Imlek.

Back to top button