Market

Senangnya dalam Hati, BI Nyatakan inflasi Aceh Terendah Secara Nasional

Sekarang itu, bagi kepala daerah bila sudah mampu mengendalikan laju kenaikan harga pangan sedikit bisa tidur nyenyak. Paling tidak sudah bisa mengurangi sebagian beban hidup masyarakat dengan datangnya musim kemarau.

Mungkin anda suka

Sebenarnya, inflasi merupakan insentif ekonomi agar dapat tumbuh lebih tinggi. Namun pergerakan angka inflasi harus tetap dijaga, sehingga inflasi tidak mungkin bisa dihindari.

Nah, urusan pengendalian inflasi di daerah, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Aceh memiliki catatan positif di Bumi Rencong ini. Kebijakan pengendalian inflasi di di provinsi itu semakin membaik dalam beberapa tahun terakhir. Sehingga menjadi yang terendah secara nasional pada Oktober 2023 yakni sebesar 1,95 persen secara year-or-year/yoy.

“Inflasi Aceh gabungan di kota IHK (Indeks Harga Konsumen) sampai Oktober 2023 sebesar 1,95 persen, dan ini menjadi terendah secara nasional,” kata Kepala Bank Indonesia Aceh, Rony Widijarto di Banda Aceh, Selasa (28/11/2023).

Pemerintah menetapkan target inflasi nasional 3 plus 1 persen sepanjang 2023. Saat ini, kata dia, angka inflasi Aceh inflasi terjaga di angka 1,95 persen, atau menjadi terendah di Sumatera yang mencapai 2,65 persen dan nasional 2,56 persen (yoy).

“Kami melihat kinerja pengendalian inflasi ini menjadi yang terbaik dari tiga tahun terakhir, kalau sebelumnya inflasi (Aceh) di atas nasional, ini sudah di bawah nasional,” ujarnya.

Bahkan, selama tahun ini, ada beberapa pemerintah kabupaten/kota di Aceh yang mendapat insentif fiskal terkait pengendalian inflasi seperti Aceh Barat, Aceh Besar, Aceh Selatan, Langsa, Gayo Lues, Subulussalam, Sabang, Pidie Jaya, serta Subulussalam dan Aceh Singkil.

Sebab itu, menurut Rony, upaya pengendalian inflasi terus dilakukan di Aceh bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di setiap daerah. Dengan terus mengimplementasikan strategi 4K yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.

“Salah satu program kita benar-benar konsentrasi adalah pengendalian inflasi pangan. Karena inflasi pangan yang saat ini sangat berkontribusi dalam capaian inflasi 1,95 persen itu, yang pernah sangat tinggi,” ujarnya.

Ia menambahkan, hasil asesmen Bank Indonesia Aceh menunjukkan indikasi terjadinya kenaikan inflasi di Aceh pada November 2023, salah satu komoditas penyumbang inflasi tertinggi pada bulan itu yakni cabai merah dan cabai rawit.

Oleh karena itu, Bank Indonesia bersama TPID terus memastikan strategi 4K berjalan dengan baik di setiap daerah. Salah satunya seperti ketersediaan pasokan, yang terus mendorong peningkatan produksi lewat budidaya hingga digital farming.

“Dan juga terkait urban farming, masyarakat perkotaan ternyata juga bisa bersama-sama mencegah dan mengendalikan inflasi, seperti cabai rawit dengan menanam sendiri dan bisa mengonsumsi sendiri,” ujarnya

Back to top button