Melihat kondisi musim kemarau yang semakin intens, Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Disperkim) menyiapkan langkah konkret untuk merespons krisis air yang berdampak pada vegetasi perkotaan. Skema ini melibatkan pembangunan tandon air dan sumur di berbagai taman kota, sebuah inisiatif yang diharapkan akan mempertahankan kehidupan tanaman hias dan pohon yang sering digunakan sebagai peneduh jalan.
“Saat ini, Disperkim sudah memprogramkan pemasangan tandon air dan pembangunan sumur di beberapa taman kota,” ungkap Sekretaris Disperkim Kota Semarang, Murni Ediati atau yang akrab disapa Pipie mengutip Inilah Jateng, Kamis (19/10/2023). Menurutnya, tujuan utama dari langkah ini adalah meminimalisir dampak negatif musim kemarau yang membuat banyak tanaman di taman kota maupun di median jalan menjadi kering atau bahkan mati.
“Misalnya yang kami sudah lakukan di taman kota atau Tugu Muda, agar ketika musim kemarau seperti sekarang ini, tanaman hias tetap bisa tumbuh hijau dan segar,” tambahnya.
Proyek ini akan memasang sistem irigasi otomatis yang dihubungkan langsung ke tandon air dan sumur yang ada. Sistem ini dirancang untuk mempermudah proses penyiraman, sehingga meminimalisir beban tenaga kerja dan sumber daya yang biasanya dibutuhkan untuk menyirami tanaman.
“Biasanya penyiraman dilakukan dua kali sehari, tapi ternyata saat musim kemarau dan suhu panas, itu tidak cukup, banyak tanaman yang mengering,” kata Pipie. Oleh karena itu, Disperkim berencana untuk menambah armada truk operasional yang dikhususkan untuk kegiatan penyiraman ini.
Langkah ini diharapkan akan membantu meningkatkan efisiensi, karena armada truk penyiraman tidak perlu lagi berpusat di kota. “Dengan adanya tandon dan sumur di taman kota, armada truk bisa mengcover area lain yang berada di wilayah pinggiran,” ujar Pipie.
“Di pusat kota, kami akan menggunakan sistem penyiraman otomatis yang bisa diatur sesuai kebutuhan untuk memastikan tanah tetap lembab dan tanaman tumbuh optimal,” tandasnya.
