News

Sayap Militer Fatah Siap Perangi Israel di Tepi Barat

Serangan Israel yang terus meningkat di Tepi Barat menimbulkan korban meninggal. Kelompok Fatah, saingan politik Hamas di Palestina menjanjikan balas dendam.

Mungkin anda suka

Selama dua hari terakhir, pasukan Israel telah meningkatkan serangannya di Tepi Barat yang diduduki. Menurut Al Jazeera, serangan-serangan ini meningkat frekuensi dan intensitasnya. Tak hanya sejak serangan 7 Oktober, namun bahkan dalam 24 hingga 48 jam terakhir.

Pada Selasa (7/11/2023) pagi, penggerebekan sedang berlangsung yang melibatkan sebanyak 25 kendaraan militer dan sejumlah besar personel militer di Tulkarem. Hal ini terjadi setelah serangan siang hari yang jarang terjadi di sana yang melibatkan lebih sedikit pasukan, unit taktis kecil yang menyamar, dengan kendaraan sipil, menewaskan sedikitnya empat orang.

Selama insiden di Tulkarem, pasukan Israel mengatakan mereka menembak mati para pejuang bersenjata. Video yang muncul mengenai insiden tersebut menunjukkan baku tembak yang sangat intens ketika pasukan Israel secara efektif memburu orang-orang di dalam kendaraan, menembak ke dalam kendaraan, tampaknya membunuh semua orang di dalamnya.

Serangan serupa pada siang hari di Betlehem juga menewaskan seorang pemuda Palestina berusia 18 tahun dan melukai sejumlah lainnya. Seorang warga Palestina berusia 19 tahun juga tewas dan seorang pria lainnya terluka setelah pasukan Israel menembaki mereka di dekat kota Beit Anan di Tepi Barat yang diduduki. Kantor berita Palestina WAFA mengidentifikasi orang yang terbunuh sebagai Musab Mujahid Kamel al-Matari.

WAFA melansir, seorang pria Palestina juga terluka semalam oleh peluru tajam yang ditembakkan oleh pasukan penjajah Israel selama konformasi yang terjadi di kota Yabad, sebelah barat Jenin, utara Tepi Barat.

Sumber memberi tahu WAFA bahwa pasukan Israel menyerbu Kota Yabad dan mengerahkan penembak jitu di atap-atap bangunan dan rumah penduduk, sehingga memicu konfrontasi. Tentara Israel menyerang warga dengan peluru tajam, tabung gas air mata, dan granat kejut, menembak dan melukai seorang pria di kakinya.

Israel juga menghancurkan sebuah monumen yang didedikasikan untuk warga Palestina yang terbunuh akibat pendudukan di Yabad. Sementara itu, puluhan orang sesak napas malam setelah menghirup gas air mata yang ditembakkan ke arah mereka oleh pasukan Israel selama konfrontasi yang terjadi di pengungsi al-Aroub, di utara Hebron, di selatan Tepi Barat.

Menurut WAFA, saksi mata mengatakan bahwa pasukan khusus Israel menyerbu Kota Tulkarem dengan kendaraan pribadi berplat nomor Palestina dan menembaki kendaraan yang ditumpangi keempat pemuda tersebut di bundaran al-Maslakh di lingkungan timur kota tersebut.

Belakangan diumumkan bahwa warga Palestina yang terbunuh adalah Jihad Maharaj Ibrahim Shehadeh (22 tahun), Izz al-Din Raed Hussein Awad (25), Qasim Muhammad Rajab (20), dan Moamen Saed Mahmoud Balawi (20). Pejuang dari faksi nasionalis dan Islam di Tulkarem berduka atas empat pemuda tersebut, dan mengumumkan penyerangan menyeluruh di kota itu.

Dengan terbunuhnya empat pemuda tersebut, jumlah korban tewas di Tepi Barat meningkat menjadi enam orang. Sejak 7 Oktober, tercatat sebanyak 159 orang tewas di Tepi Barat, dengan 29 di antaranya gugur di Tulkarem.

Al Jazeera melansir, beberapa jam setelah penembakan itu, Brigade Syuhada al-Aqsa, sayap bersenjata kelompok politik Fatah, mengeluarkan pernyataan video yang menjanjikan balas dendam atas pembunuhan tersebut.

Brigade Khalil al-Rahman yang bermarkas di Hebron sebelumnya mengeluarkan ancaman serupa. Brigade Khalil al-Rahman merupakan bagian dari Brigade Syuhada al-Aqsa.

“Tepi Barat tidak akan tinggal diam; brigade kami akan membakar seluruh negara – di setiap tempat dan gang,” bunyi pernyataan juru bicara kelompok itu, Abu Al-Rae’d Jandal yang dilansir pada Senin (6/11/2023) melalui Telegram itu.

Mereka juga tak menutup kemungkinan menjalankan serangan bunuh diri terhadap tentara penjajah Israel.

“Penjajah akan melihat kobaran api di Tel Aviv, Haifa, Jaffa, dan di mana-mana. Mereka tidak pernah menduga saat ‘elang-elang brigade’ mencapai mereka,” lanjut pernyataan itu. 

Back to top button