Ototekno

Saat Hamas Sukses Jebol Teknologi Canggih Israel dengan Paramotor Murah

Matahari masih malu-malu memunculkan wajahnya, Sabtu (7/10/2023) pagi. Dalam momen itu, ribuan anggota kelompok Hamas telah bersiap-siap-siap untuk bergerak mendekati wilayah Israel. Mereka bersiap untuk memasuki wilayah Israel dari darat, laut, dan udara.

Mungkin anda suka

Sekitar pukul 06.30 waktu setempat, Hamas mulai menembakkan ribuan roket ke seluruh wilayah selatan Israel. Hamas mengklaim menembakkan sekitar 5.000 roket ke arah tersebut dan membuat sirene peringatan tanda bahaya berbunyi, mulai dari Tel Aviv hingga Beersheba.

Pada saat itulah, ribuan anggota kelompok Hamas memasuki wilayah Israel dengan berbagai cara, mulai dari memotong kawat pagar pembatas, lalu menggunakan paragliding bermotor atau paramotor, hingga menyusup melalui jalur laut. Menurut militer Israel, selang satu jam setelah roket pertama ditembakkan, anggota kelompok Hamas telah berada di wilayah Israel.

Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan militan bersenjata mendarat di Israel dengan perangkat paramotor ini, menandai keberhasilan dalam pelaksanaan serangan yang tergolong tak terduga ini.

Menurut pakar paraglider di Amerika Serikat, Jim Shepherd, memilih paramotor sebagai alat serangan memiliki beberapa keuntungan. 

“Ini adalah cara yang berbiaya rendah dan hanya membutuhkan sedikit pelatihan,” ujar Shepherd, seperti dikutip dari Inside Edition. 

Ia menambahkan bahwa seseorang bisa dilatih untuk menggunakan paramotor hanya dalam satu minggu hingga 10 hari. Harga dari perangkat ini sendiri berkisar antara USD 10.000 (sekitar Rp157 juta) hingga USD 6.000 (Rp94 juta) untuk versi bekas.

Serangan Multifaset

Serangan ini menjadi bukti bahwa Hamas menggunakan pendekatan multifaset dalam strategi perang mereka. “Serangan udara diam-diam ini adalah salah satu metode yang digunakan para militan Hamas,” menurut laporan dari New York Post.

Seorang juru bicara IDF (Pasukan Pertahanan Israel) mengatakan bahwa militan Hamas telah berhasil menyusup dari “darat, laut, dan udara,” seperti dikutip oleh The Times of Israel. 

Sementara itu, The Jerusalem Post melaporkan pada tahun 2014 bahwa sebuah agen intelijen Israel sudah mendapat informasi bahwa Hamas sedang dilatih di Malaysia untuk menggunakan paramotor dalam serangan lintas perbatasan.

Serangan ini menimbulkan pertanyaan penting tentang bagaimana pertahanan negara-negara yang lebih kuat terhadap taktik non-konvensional dan biaya rendah ini. Seiring waktu, perangkat sederhana seperti paramotor bisa menjadi semakin relevan dalam strategi militer di masa depan.

Pakar Amerika mengatakan serangan itu menunjukkan kelemahan keamanan Israel yang signifikan. “Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah sumber-sumber Israel, baik sumber manusia maupun sumber teknis, telah dikompromikan oleh Hamas atau tidak,” kata mantan Direktur CIA John Brennan mengutip MSNBC.

Secara geopolitik, keberhasilan yang diraih Hamas mungkin tidak terlalu mengejutkan, kata Audrey Kurth Cronin, direktur Institut Keamanan dan Teknologi Carnegie Mellon. 

“Teknologi Israel sangat dikagumi di seluruh dunia,” katanya. Namun, dia berkata, “Ini adalah serangan kuno dengan pesawat layang gantung, sepeda motor, buldoser, dan bahan peledak.”

Serangan paramotor oleh Hamas ini tidak hanya mengejutkan namun juga membuka lembaran baru dalam strategi serangan yang multifaset. 

Back to top button