Market

Rumah Zakat Bidik 20 Persen Penerima Manfaat Keluar dari Garis Kemiskinan

Lembaga amil zakat nasional Rumah Zakat bersama mitra dan donatur menargetkan untuk membantu 1,5 juta penerima manfaat pada 2023. Sebanyak 20 persen dari penerima manfaat program ekonomi ditargetkan keluar dari garis kemiskinan tahun ini.

“Alhamdulillah di tahun 2022, melalui serangkaian program pemberdayaan di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, lingkungan dan aksi kemanusiaan sebanyak 1,3 juta penerima manfaat dapat terbantu yang merupakan wujud kolaborasi Rumah Zakat bersama donatur dan mitra,” kata CEO Rumah Zakat Irvan Nugraha saat peluncuran Gerakan #BergerakNyata untuk Indonesia di Jakarta, Jumat (24/2/2023).

Gerakan tersebut, sambung dia, bertujuan mengajak masyarakat melakukan aksi nyata untuk kebaikan diri sendiri dan sekitarnya. “Dalam implementasinya gerakan ini dapat dimulai dari hal-hal kecil yang memiliki dampak besar dalam kehidupan manusia,” ujarnya.

Pada 2022, Rumah Zakat mendapatkan amanah mengelola 1.732 desa berdaya dari Aceh sampai Papua, 19 Sekolah Juara, 9 klinik pratama, 301 Bummas, 14 kemitraan kampung zakat, dan 6 lokasi KUA.

Rumah Zakat pun terjun dalam aksi kemanusiaan di 128 titik di Indonesia dengan menggerakkan 1.643 relawan.

“Alhamdulillah hingga 2022, Rumah Zakat dipercaya memperoleh 66 penghargaan mulai dari dampak program pemberdayaan, service branding dan komunikasi Lembaga baik di level nasional maaupun global,” tutur Irvan.

Pada 2022, Rumah Zakat memperoleh predikat Wajar Tanpa Pengecualian atau WTP dalam audit keuangan. “Sehingga, total 16 kali berturut-turut Rumah Zakat mendapatkan predikat WTP,” ujarnya.

Desa Berdaya merupakan pendekatan program yang bertujuan untuk memberdayakan Indonesia. Caranya yakni dengan mengintegrasikan program pemberdayaan yang disesuaikan dengan potensi masing-masing desa.

Setiap desa, lanjut dia, didampingi oleh seorang fasilitator pemberdayaan yang bernama relawan inspirasi. “Kita mendukung setiap desa dapat memiliki badan usaha masyarakat, sehingga desa-desa tersebut menjadi mandiri dan berdaya,” kata Irvan.

Plt. Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Bappenas, Maliki mengatakan, jumlah penduduk yang berada dalam kategori kemiskinan ekstrem sebanyak 5,56 juta. Sementara jumlah penduduk miskin, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat di Indonesia pada September 2022 mencapai 26,36 juta orang.

“Tugas menurunkan angka kemiskinan sebenarnya bukan hanya satu kementerian, tapi semua, seperti Kementerian Pertanian, Kelautan, dan lain-lain. 5 juta kemiskinan ekstrem,” ujarnya.

Untuk mengentaskan kemiskinan, pemerintah memulainya dari charity based (berbasis santunan) untuk memenuhi kebutuhan dasar. “Agar mereka tenang dulu, setelah tenang baru mereka bisa bekerja dengan diberikan keterampilan dan pekerjaan yang layak,” ujarnya.

Lebih jauh ia menilai positif target 20 persen Rumah Zakat agar penerima manfaat keluar dari garis kemiskinan. “Itu cukup bagus. Artinya, mereka (penerima manfaat) berdaya. Ini juga bisa dilakukan oleh kementerian lain dengan berbagi data, dengan keroyokan menjadi mudah,” timpal Maliki.

Luncurkan Aplikasi Transparansi Zakat di Bulan Ramadan

Jelang bulan suci Ramadan, Rumah Zakat meluncurkan Rumah Zakat App 2.0. Dengan aplikasi ini, para donatur dapat melakukan lacak zakat, memperoleh laporan zakat, menghitung zakat dengan kalkulator zakat, hingga kemudahan menunaikan zakat. Rumah Zakat App saat ini dapat diunduh di Google Play dan AppStore.

“Rumah Zakat App pertama kali dirilis bulan Desember 2022 dan alhamdulillah kini sudah memiliki 5000 pengguna aktif. Aplikasi ini hadir sebagai bentuk transparansi zakat dari para donatur sehingga mereka bisa mengetahui laporan dana zakat, infak, sedekah yang diamanahkan kepada Rumah Zakat,” ungkap Irvan.

Back to top button