Market

Buruh Suarakan Tuntutan Tiap Tahun, Penguasa Jangan Hanya Berdiri di Sisi Pengusaha


Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS Netty Prasetiyani Aher menyatakan saat ini kondisi sebagian besar kaum pekerja atau buruh masih memprihatinkan. 

“Mayoritas pekerja di Indonesia masih jauh dari sejahtera. Upah yang diterima tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang makin besar. Belum lagi terkait jaminan keamanan dan keselamatan kerja yang belum ideal dengan risiko pekerjaan yang kadang taruhannya nyawa,” ujar Netty dalam keterangannya dikutip di Jakarta, Kamis, (2/5/2024).

Karena itu, ia mendesak pemerintah agar mendengarkan masukan dan tuntutan dari para pekerja yang selalu disuarakan setiap tahunnya pada peringatan Hari Buruh se-Dunia atau May Day. “Dengarkan tuntutan buruh dengan sepenuh hati,” ucapnya.

Pemerintah, tambah Netty, harus dapat bertindak sebagai pengayom dan pembina yang berempati dan berpihak pada pekerja dalam hubungan industrial. 

“Jangan sampai pekerja merasa bahwa pemerintah hanya berdiri di sisi pengusaha dan abai terhadap para pekerja. Keadilan dan kesetaraan harus juga dirasakan oleh kaum pekerja,” kata Netty.

Netty juga menekankan, pemerintah harus memberi ruang dan kesempatan luas bagi para pekerja untuk menyampaikan aspirasinya pada momentum May Day yang jatuh setiap 1 Mei.

“May Day merupakan momentum yang tepat bagi seluruh pekerja untuk menyampaikan aspirasinya. Pemerintah harus memberi ruang dan kesempatan luas pada kaum pekerja yang ingin memanfaatkan momen tersebut,” tutur dia.

Menurut Netty, penetapan 1 Mei sebagai hari libur merupakan bentuk apresiasi pemerintah terhadap kaum pekerja yang telah berkontribusi dalam pembangunan di berbagai sektor.

“Biarkan para pekerja menjadikan May Day sebagai panggung demokrasi untuk menyampaikan tuntutannya. Aparat terkait tinggal melakukan pengawalan agar kegiatan tersebut berjalan lancar dan aman,” ujarnya.

Back to top button