News

Kangen Ganjar pada Mega dan Kode-kode Lembut

Kedatangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ke Solo, Jawa Tengah, untuk menghadiri pernikahan putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono, menjadi momen spesial bagi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengungkapkan kerinduannya kepada Megawati yang sudah cukup lama tak mengunjungi Jateng.

Ungkapan Ganjar itu diunggah di akun Instagram Ganjar Pranowo ketika ia menyambut kedatangan Megawati di Bandara Adi Soemarmo, Solo. Dalam video yang diunggah Ganjar, tampak wajah Ganjar penuh semangat dengan mata berbinar menyalami Megawati yang turun dari pesawat.

Ganjar menyebut Ibu Megawati sudah agak lama tidak berkunjung ke Jawa Tengah dan pasti semua rindu. “Pernikahan Mas Kaesang dengan Mbak Erina jadi momen bahagia buat kita semua. Bisa juga jadi ajang silaturahmi dan sambung rasa. Apalagi bagi kami kader @pdiperjuangan. momen ini jadi ruang penawar rindu dengan Bu Mega. Sehat selalu bu,” tulis Ganjar.

“Dan Ibu (Megawati) agak lama tidak berkunjung ke Jawa Tengah pasti semua rindu. Tadi anda lihat para anggota DPRD, instruktural, bupati wali kota pada menjemput semua. Ini momentum Ibu kondangan ke Mas Kaesang, semua ingin bertemu,” lanjut Ganjar di Instagramnya yang mengaku berharap besoknya saat acara pernikahan Kaesang bisa bertemu kembali dengan Megawati. “Wajahnya kangen lah,” ucap Ganja menambahkan.

Masih di Instagramnya, Ganjar juga mengunggah foto ketika menyambut Megawati. Orang nomor satu di Jateng itu tampak menundukkan badan saat Megawati turun dari pesawat. Walaupun sama-sama tertutup masker, namun dari raut wajahnya, keduanya tampak tersenyum saat momen pertemuan tersebut. “Selamat datang di Jawa Tengah, Bu Mega. Sehat dan bahagia selalu,” tulis Ganjar yang dikenal sebagai kader PDIP militan.

Ganjar juga menyebut tidak ada obrolan khusus karena penyambutan di bandara tersebut berlangsung singkat dan Megawati harus beristirahat.

Megawati dan Ganjar
Megawati Soekarnoputri saat melambaikan tangan ke Ganjar Pranowo dan para kader PDIP lainnya di Bandara Adi Soemarmo pada Sabtu (10/12/2022).(Foto: Pemprov Jateng)

Pada momen kepulangan Megawati ke Jakarta, Ganjar juga melepas kepulangan Megawati di Bandara Adi Soemarmo, Senin (12/12/2022). Selain Ganjar, sejumlah kader PDIP juga ikut mengantar di bandara, antara lain Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, sejumlah bupati dan pengurus DPC, DPD hingga anggota DPRD.

Bahkan jumlah kader PDIP yang mengantar kepulangan Megawati ke Jakarta di bandara pada Senin lebih banyak dibanding saat penjemputan pada Sabtu malam lalu. “Kamu lihat benar toh omonganku kemarin, bahwa seluruh kader kangen sama ketua umum (Megawati),” kata Ganjar.

Kedatangan Megawati ke Solo untuk menghadiri resepsi pernikahan Kaesang itu akhirnya juga menjadi temu kangen kader-kader PDIP di Jateng.

Sebagaimana diketahui, PDIP sebagai satu-satunya partai politik yang bisa mengusung calon presiden (capres) sendiri tanpa koalisi pada Pilpres 2024, namun hingga kini masih belum memilih kadernya untuk bertarung di ajang pilpres mendatang. Megawati sebagai penentu mutlak bagi kader PDIP untuk bisa maju pilpres selama ini disebut-sebut masih dilema dalam menentukan pilihan, yaitu antara Puan Maharani atau Ganjar.

Diketahui pula, Puan yang juga merupakan putri Megawati, dari berbagai hasil survei lembaga-lembaga survei menunjukkan elektabilitasnya jauh lebih rendah dibandingkan dengan Ganjar. Lantas bagaimana peluang Ganjar untuk bisa meraih tiket dari Megawati untuk maju sebagai capres pilihan PDIP?

Peluang dan kode Ganjar

Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul menganalisis Ganjar Pranowo berpeluang besar bakal diusung PDIP sebagai Capres 2024. Menurut dosen FISIP Universitas Islam (Unis) Syeh Yusuf Tangerang ini, alasannya adalah berkaca pada Pilpres 2014 ketika Megawati memilih Jokowi sebagai Capres dari PDIP.

“Asbabun nuzulnya adalah kita harus flashback kejadian 2014 saat pertaruhan besar PDIP, Bu Mega menurut saya legowo menjadi negarawan dan mengusung Jokowi padahal pada saat itu ada resistensi internal yang luar biasa juga di PDIP, tetapi akhirnya kan menang dua kali (pemilu presiden), dengan fakta itu Bu Mega juga tidak akan jauh mengulangi hal-hal seperti itu,” kata Adib kepada Inilah.com, Senin (12/12/2022).

Adib meyakini Megawati tidak akan bertaruh luar biasa besar dengan Puan Maharani. “Memang betul Bu Mega sering mengatakan bahwa ‘ya survei hanyalah survei tidak jadi patokan’ tetapi Bu Mega pasti mempunyai insting realitas politik hari ini bahwa satu tahun ini nama yang beredar selalu tiga di lembaga survei, yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan,” ujarnya.

Makanya bahwa diusungnya Ganjar untuk bertarung di Pilpres 2024, menurut Adib, sangat besar peluangnya. Adib juga mencermati Megawati sangatlah realistis, yaitu dengan tidak akan mengorbankan atau mempertaruhkan pilihannya dalam pertaruhan besar Pilpres 2024 walaupun Puan Maharani anaknya sendiri. “Kalau memang kans dalam politik, itu juga sama, transaksional termasuk mengorbankan ‘darah biru’ trah Soekarno, kan begitu. Apalagi Jokowi tanpa trah Soekarno juga menang, kan begitu kira-kira,” terang Adib.

Kepentingan PDIP untuk hattrick dalam kemenangan Pemilu di 2024, menurut Adib, menjadi prioritas utama dengan mengesampingkan ‘darah biru’ Puan. Hal tersebut karena sekarang ini darah ideologis dan darah biologis sesuatu yang tidak terlalu kental terhadap partai-partai politik modern.

“Saya kira ini kode-kode lembut dari Ganjar, begitu, kalau dalam teori Jawa itu kan biasa kalau kita ada perlu, ada maunya kan kita cium tangan, itu kan sudah biasa. Ini bisa dimaknai pesan bahwa semua memang di tangan Bu Mega, tapi dengan kelembutan anak kepada ibunya, Ganjar bisa meraih soal itu (tiket capres),” ungkap Adib.

Ia pun meyakini bahwa Megawati gampang luluh terhadap kadernya yang militansinya luar biasa, seperti Ganjar. “Kalau saya melihat seperti itu. Makanya militansi PDIP itu suka atau tidak suka, memang ya apa yang dilakukan Bu Mega itu bisa diterapkan kepada kader-kader di PDIP, sehingga memang yang terjadi semuanya memang ibu, ibu, dan ibu (Megawati), begitu. Nah ini posisi yang jelas, yang dimainkan Ganjar dengan baik,” tutur Adib.

Bagi Adib, publik selama ini pun bisa mengamati segala sesuatunya dalam diri Megawati sebagai suatu penanda dari Megawati. “Mega itu tidak usah ngomong tetapi saya melihat bahwa kita bisa melihat secara eksplisit gesturnya Ibu Mega seperti apa. Kalau beliau tertawa, senyum, itu sudah bisa melambangkan menurut saya,” jelas Adib.

“Ingat, Bu Mega itu orang Jawa, dengan senyum, karena Bu Mega kan tipikalnya ketika dia tidak menyukai lawan politiknya, mau di forum umum sekalipun saya kira senyumnya pun akan kecut, tetapi ketika dia senyum, nggak usah ngomong apapun saya kira ini pertanda. Menurut saya kode bahwa tidak ada sesuatu yang krusial di antara Ganjar dengan Bu Mega,” kata Adib menambahkan.

Back to top button