Market

Pertamina Klaim Produksi Blok Rokan Sudah Tembus 160 Ribu Barel/Hari


Pihak Pertamina mengatakan sumur-sumur pengeboran minyak di Wilayah Kerja (WK) Rokan atau Blok Rokan sudah kembali produktif. Pasalnya usai ditinggal Chevron produksi minyak di Blok Rokan sempat ‘seret’

PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) sebagai pengelola Blok Rokan mengatakan pihaknya telah mengembalikan produktivitas sumur di Blok Rokan. Salah satu caranya dengan meningkatkan jumlah pengeboran yang dimulai sejak Agustus 2021.

“Alhamdulillah, produksi PHR WK Rokan hari ini ada di kisaran angka 160 ribu barel per hari (BPH),” kata Corporate Secretary PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Rudi Ariffianto dalam keterangan persnya kepada Inilah.com, Rabu (8/5/2024).

Dia mengakui untuk mendapatkan produksi 160 ribu barel per hari adalah pekerjaan yang berat. PHR melakukan berbagai cara untuk bisa meningkatkan kembali produksi dengan meningkatkan jumlah pengeboran guna menghasilkan produksi maksimal.

“Kami juga memiliki beberapa pendekatan inovatif seperti pengembangan sumur minyak non konvensional (MNK) dan enhanced oil recovery (EOR) yang akan menjadi potensi dan harapan untuk berkontribusi memenuhi target nasional 2030,” katanya.

Rudi mengatakan pihaknya banyak menghadapi tantangan untuk mengembalikan produktivitas minyak di Blok Rokan. Pasalnya wilayah ini merupakan salah satu lapangan minyak tertua di Indonesia dengan banyaknya sumur yang dikategorikan sebagai sumur tua.

Salah satu sumur tua yang kembali beroperasi yakni di Lapangan Kopar yang berada di wilayah kerja Zona 2 dan Zona 3 PHR.

“Hampir 9 tahun dalam status suspend (dihentikan) tanpa pemboran, akhirnya di akhir tahun 2023 ini dapat ditajak sejumlah pemboran sumur Kopar baru yang produksi awalnya memberikan kontribusi cukup signifikan untuk PHR,” kata Rudi.

Rudi mengakui hasil proses produksi atau put on production (POP) sumur pertama yang dilakukan pada 25 April 2024 tidak terlalu banyak, hanya sekitar 802 barel minyak per hari (BOPD).

“POP sumur kedua menyusul beberapa hari berselang dan memberikan laju alir produksi yang lebih tinggi yaitu 1.445 ribu barel minyak per hari (BOPD). Aktual produksi sumur ini melebihi target produksi,” kata Rudi.

Untuk kembali menggenjot produksi, PHR mengambil langkah strategis di bidang teknologi seperti penerapan model machine learning untuk menganalisis tekanan injeksi uap pada ladang minyak injeksi uap (steamflood). Model ini membantu PHR dalam mengambil keputusan operasional dan meningkatkan efisiensi produksi.

Selain itu, PHR memperkenalkan teknologi digital twin yang dikembangkan untuk melakukan simulasi hidraulik otonom pada jaringan pipa terbesar dan paling kompleks di Indonesia.

Teknologi digunakan untuk memantau dan mengoptimalkan kinerja jaringan pipa secara real-time.

PHR juga menggunakan metode numerik berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) bernama integrated precision automated drilling anfill (i-PADI). Teknologi ini sudah diterapkan di lapangan Petani, Kabupaten Bengkalis, yang telah menyumbang tambahan 4 persen dari total produksi minyak PHR di WK Rokan.

“PHR mendorong pekerja untuk terus berinovasi dengan pendekatan teknologi di WK Rokan. Sejumlah inovasi yang diciptakan sejauh ini cukup berhasil dan efektif dalam meningkatkan produksi,” tuturnya.

Saat ini, PHR berhasil memproduksi minyak rata-rata 160 ribu barel per hari (BOH). Realisasi produksi minyak sepanjang tahun 2023 lebih tinggi dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya sebesar 159 ribu barel per hari.

PHR WK Rokan mencatatkan lifting migas hingga akhir 2023 sekitar 59 juta barel. Pencapaian ini merupakan sebuah peningkatan signifikan dari tahun sebelumnya yakni di posisi 57,3 juta barel.

Back to top button