News

Ramai-ramai Parpol Gaet Milenial Jadi Jubir, Seberapa Efektif Dongkrak Suara?

Senin, 14 Nov 2022 – 13:41 WIB

Milenial - inilah.com

PKB saat memperkenalkan empat dari enam jubir muda. (Foto: Inilah.com/Diana Rizky)

Menyongsong Pemilu 2024, partai-partai politik mulai ancang-ancang mencari cara untuk mengerek perolehan suara. Salah satu strategi yang dilancarkan dengan menggaet kalangan milenial dan juga artis sebagai juru bicara partai.

Setidaknya dalam dua pekan belakangan ini ada dua partai politik, yakni Partai Gerindra dan PKB memamerkan kaum milenial yang dijadikan jubir partainya.

Gerindra lebih dulu mengenalkan Dinar Ajeng yang merupakan tenaga ahli Fraksi Gerindra di DPR sebagai jubir milenial pada Rabu (9/11/2022), mendampingi Budisatrio Djiwandono. Terbaru, Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad kembali menunjuk sosok milenial sebagai juru bicara pemenangan pemilu partai tersebut, yaitu Ryzkyfirmansyah.

Seolah tak mau ketinggalan, PKB lantas mengenalkan jubir muda pada Sabtu (12/11/2022). Tak tanggung-tanggung, ada enam sekaligus yang dikenalkan PKB ke publik. Keenam jubir PKB itu, yakni Didiet M. Fitrah, Nada Fuady, Dira Martamin, Mikhael Benyamin, Nabila Hilary, dan Dedi Irawan alias Dide yang merupakan vokalis band Hijau Daun.

Ketua DPP PKB, Ahmad Iman memandang penting  keterlibatan anak muda dalam politik dan perlu diberi porsi tambah mengingat adanya fakta keberadaan anak muda sebagai anggota DPRD provinsi dan kabupaten/kota hanya 15 persen yang jumlahnya tidak sepadan dengan populasi milenial di Indonesia.

“Pemilih di Pemilu 2024 mayoritas adalah anak muda, namun keterlibatan mereka dalam politik sangat kecil,” ucap Iman.

Politisi PKB yang juga anggota Fraksi PKB DPR RI Ratna Juwita Sari menambahkan bahwa penunjukan jubir muda PKB merupakan respons partainya terhadap kegelisahan anak muda yang semakin apatis terhadap politik.

Seberapa signifikan dan efektifkah parpol menggandeng milenial sebagai jubir untuk menggaet suara pemilih pada pemilu mendatang?

Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul  M. Jamiluddin Ritonga menganalisis ada dua makna yang dapat menjelaskan soal partai politik mulai menggaet kaum milenial dan artis menjadi juru bicara partai.

Pertama, pemilih milenial jumlahnya sangat besar dalam Pemilu 2024. Partai mana yang dapat menggaet kaum milenial, partai tersebut berpeluang mendapatkan suara signifikan. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan memenangkan Pileg dan Pilpres 2024.

“Hal itu sejalan dengan prinsip model konvergensi. Model ini menganggap ruang kehidupan yang sama para partisipan komunikasi dapat meningkatkan efektivitas komunikasi,” kata mantan Dekan Fikom IISIP Jakarta ini kepada Inilah.com, Senin (14/11/2022).

Bila jubirnya dari milenial, menurut Jamiluddin, maka ruang kehidupannya dengan sebagian besar calon pemilih akan relatif sama. Kesamaan ruang kehidupan berpeluang menghasilkan kesepahan di antara sesama peserta komunikasi.

Dengan adanya kesepahaman, parpol berharap para milenial setidaknya tertarik pada partainya. Harapannya, melalui ketertarikan itu para milenial dapat memberi suara kepada partainya.

Kedua, melalui jubir artis, parpol berharap dapat meningkatkan daya tarik partainya. Kehadiran artis sebagai jubir, kaum milenial setidaknya akan menoleh partainya.

Hal itu terjadi karena sebagian masyarakat Indonesis masih pemilih emosional. Mereka tidak perlu substansi dari parpol.

Karena itu, jubir partai dianggap tidak perlu yang kredibel. Jubir seperti ini tentu lebih pas untuk pemilih yang rasional.

Jadi, pemilihan jubir dari artis semata untuk memperoleh sisi daya tariknya. Aspek ini memang pas untuk pemilih emosional.

Back to top button