Market

Rakyat Butuh Beras Bukan Rice Cooker, KESDM Buang-buang Duit Rp347,5 Miliar

Program bagi-bagi alat penanak nasi listrik atau rice cooker sebanyak 500 ribu unit, bakal mubazir. Karena rakyat saat ini, kesulitan untuk membeli beras untuk kebutuhan sehari-hari.

“Nanti rice cookernya nganggur, karena rakyat tak punya beras. Ini kebijakan yang lucu, rakyat perlu beras malah dikasih rice cooker,” papar pengamat kebijakan publik UPN Veteran-Jakarta, Achmad Nur Hidayat, Jakarta, Jumat (13/10/2023).

Mengingatkan kembali, pemerintah merencanakan pembagian rice cooker kepada masyarakat miskin di akhir tahun ini. Proyek ‘sinterklas’ ini, diatur dalam Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 11 tahun 2023 tentang Penyediaan Alat Memasak Berbasis Listrik Bagi Rumah Tangga yang diteken Menteri ESDM Arifin Tasrif pada Selasa (26/9/2023).

“Kebijakan ini membuktikan bahwa kooridinasi antar kementerian di era saat ini, sangatlah lemah. Dan, pejabatnya kurang sense of crisis,” kata Matnur, sapaan akrab Achmad Nur Hidayat.

Menurutnya, kebutuhan paling mendesak adalah memastikan ketersediaan beras dan stabilitas harga bagi masyarakat. Achmad pun meminta pemerintah untuk mengkaji kembali kebijakan bagi-bagi rice cooker secara cuma-cuma terhadap masyarakat.

“Meskipun memiliki tujuan baik, sebaiknya ditinjau kembali dan disesuaikan dengan prioritas kebutuhan rakyat saat ini. Pasalnya, kita sekarang dihadapkan pada krisis beras,” ucapnya.

Terkait beras, Badan Pusat Statistik (BPS) telah memprediksi bakal terjadi defisit beras di dalam negeri. Jumlah kekurangannya 0,09 juta ton di September, dan 0,27 juta ton pada Oktober 2023.

Sedangkan produksi beras dalam negeri diperkirakan hanya 2,46 juta (September 2023) dan 2,28 juta ton (Oktober 2023). Padahal, konsumsi beras diperkirakan 2,55 juta ton per bulan.

Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo menyebut Rp347,5 miliar sudah dianggarkan untuk bagi-bagi rice cooker sebanyak 500 ribu unit.

“Anggaran yang disiapkan untuk program peningkatan konsumsi listrik masyarakat melalui AML sebesar Rp347,5 miliar untuk 500 ribu rumah tangga,” kata Prastowo.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyampaikan, aturan bagi-bagi rice cooker gratis ini untuk mendorong pemanfaatan energi bersih.

“Di industri, di transportasi di listrik, di rumah tangga juga kita dorong salah satunya dengan menggeser pemanfaatan yang misalkan sekarang gunakan yang lain, geser ke listrik. akan kita lakukan tahun ini,” ujarnya saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat lalu (6/7/2023).

Senada, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jisman P Hutajulu menyampaikan, program Penyediaan AML sebanyak 500.000 unit pada tahun 2023 di seluruh Indonesia ini berpotensi meningkatkan konsumsi listrik sekitar 140 GWh setara dengan kapasitas pembangkitan 20 MW. Program ini juga berpotensi menghemat LPG sekitar 29 juta kilo atau setara 9,7 juta tabung LPG 3 kg.

“Program ini akan bermanfaat kepada pelanggan yang dapat menurunkan biaya sebagian memasak yang sebelumnya menggunakan LPG. Untuk Pemerintah, program ini dapat mengurangi subsidi impor LPG 3kg yang digunakan untuk memasak. Bagi PLN program ini dapat meningkatkan penjualan listrik,” kata Jisman, Senin (9/10/2023).

Jisman juga menyampaikan, target rumah tangga penerima AML adalah pelanggan PLN atau PLN Batam berdaya 450 VA sampai dengan 1.300 VA yang berdomisili di daerah tersedia listrik 24 jam menyala, rumah tangga tersebut tidak memiliki AML. 
 

Back to top button