News

Polisi Sebut Ade Armando Dianiaya Mahasiswa

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan menyebutkan, penganiaya pegiat media sosial sekaligus akademisi, Ade Armando merupakan massa aksi demo 114. Dia membantah jika disebut polisi yang melakukan pemukulan.

Polisi masih melakukan pendalaman untuk mengetahui motivasi yang melatari penganiayaan terhadap Ade Armando. Selain dianiaya hingga luka lebam pada bagian wajah, Ade sempat ditelanjangi.

“Terjadi pemukulan ya dalam keadaan demo tadi. Tetapi dari video yang kita terima itu bukan dilakukan oleh petugas, tapi itu dilakukan oleh massa aksi. Kita juga belum tahu persoalannya apa,” kata Zulpan, di Jakarta, Senin (11/4/2022).

Zulpan mengungkapkan, Ade masih dalam penanganan medis. Dia belum bisa menyampaikan secara pasti luka-luka seperti apa yang didera Ade.

“Kita belum tahu kondisinya ya tapi yang jelas dia mengalami luka-luka dan pemukulan, motifnya belum tahu kenapa karena dia ada di kerumunan massa aksi tadi makanya terlihat dipukuli. Terlihat celana juga tadi kan dilepas ya,” kata Zulpan.

Secara terpisah, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo menegaskan, peserta aksi harus membubarkan diri pukul 18.00 WIB. Polisi akan memberi peringatan kepada massa demonstran sebelum membubarkan aksi.

“Tentu nanti pada pukul 18.00 WIB, kepolisian akan memberikan warning,” kata Sambodo, di silang Monas.

Dia berharap para pengunjuk rasa menjaga situasi kondusif dan membubarkan diri secara tertib. Para pengunjuk rasa terlihat memadati kawasan Patung Kuda di Silang Medan Merdeka Barat Daya hingga di Jalan Medan Merdeka Selatan.

Para pengunjung rasa berasal dari berbagai elemen masyarakat di antaranya buruh, mahasiswa hingga ibu-ibu. Para pengunjuk rasa itu mulai berdatangan ke Monas sekitar pukul 14.15 WIB dan bergabung dengan massa lainnya.

“Intinya ada elemen-elemen lain, mahasiswa, mungkin sebagian nanti ada buruh,” ucapnya.

Koordinator Media Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia (SI) 2022, Luthfi Yufrizal sebelumnya mengatakan, tuntutan dari para pengunjuk rasa meminta kestabilan dan ketersediaan bahan pokok di masyarakat.

Kemudian mengusut tuntas mafia minyak goreng dan mengevaluasi kinerja menteri terkait hingga menyelesaikan konflik agraria yang terjadi di Indonesia.

Polda Metro Jaya mengerahkan 5.626 personel gabungan termasuk dari Mabes Polri dan Kodam Jaya untuk menjaga keamanan aksi unjuk rasa di sekitar kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat. [WIN]

Back to top button