Market

Polemik Energi Bersih, Pensiun Dini PLTU Batu Bara Tunggu Penyandang Dana

Polemik Energi Bersih, Pensiun Dini PLTU Batu Bara Tunggu Penyandang Dana

Rabu, 13 September 2023 – 08:13 WIB

Tampilan PLTU Suralaya dengan total kapasitas terpasang 3.440 MW. Pembangkit ramah lingkungan yang meraih Proper Emas pada Tahun 2022 ini menyumbang 17% atau lebih dari 4.000 MW energi listrik di Pulau Jawa, Madura dan Bali. (Foto: Antara)

Indonesia tidak bisa langsung mempensiunkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batu Bara menyusul sejumlah risiko yang dihadapi, termasuk biayanya yang sangat besar. Sementara komitmen negara maju yang mempelopori tren energi bersih pun tidak gratis, dana yang tersedia masih dalam bentuk pinjaman walaupun bersifat lunak.

Akhirnya, pemerintah mulai bersiap mempensiunkan PLTU batu bara dan beralih ke energi bersih, namun harus secara bertahap dan sesuai dengan kemampuan.

Manajer Program Transformasi Energi dari Institute for Essential Services Reform (IESR), Deon Arinaldo menyatakan wacana “pemensiunan dini” atau penghentian operasi PLTU perlu perhitungan dari sisi benefit.

“Seluruh kalangan harus melihat solusi secara holistik dalam mempensiunkan PLTU. Pengutamaan benefit dalam solusi tersebut harus diperhitungkan agar pemenuhan energi sistem kelistrikan terjaga,” katanya melalui keterangan IESR di Jakarta, Rabu (13/9/2023).

Dia mengungkapkan analisis dari lembaga kajian TransitionZero menyebutkan kebutuhan dana untuk mempensiunkan 118 PLTU batu bara di Indonesia cukup besar, yakni 37 miliar dolar AS atau setara Rp569 triliun.

“Kita tidak bisa secara tiba-tiba mempensiunkan PLTU hanya atas dasar transisi energi. Terus yang menanggung (biaya) siapa?,” ujar Deon.

Pembangkitan listrik dengan batu bara, lanjutnya, sudah memanfaatkan Fly Ash and Bottom Ash (FABA) dari PLTU guna menggerakkan roda ekonomi masyarakat serta membangun infrastruktur desa di sekitar PLTU, seperti jalan, jembatan, paving untuk pencegah banjir, dan tetrapod untuk penahan abrasi.

Sebelumnya, saat mengikuti rangkaian Paris Summit 2023 Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan sejumlah tantangan untuk memensiunkan dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara di antaranya menyangkut cost of borrowing yang terhitung masih mahal.

“Selain itu, investasi dalam infrastruktur untuk mendistribusikan energi juga perlu menjadi perhatian,” ujar Menkeu.

Topik
Komentar

BERITA TERKAIT

Back to top button