News

Pj Kepala Daerah Dipaksa Dukung Paslon Tertentu, Belum Tentu Berdampak Kepada Pemilih


Analis Politik sekaligus CEO dan Founder Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mengaku belum tahu apakah adanya penjabat (Pj) kepala daerah mengarahkan pemilih untuk mendukung paslon tertentu, akan efektif atau tidak.

“Kalau misalnya pemilihnya menoleransi intimidasi, menoleransi politik uang, atau bantuan sembako atau barang, kalau dia merasa terbebani, perasaan tidak enakan (sehingga) memilih,” kata Pangi saat dihubungi inilah.com, Jakarta, Senin (15/1/2024). “Tentu intimidasi harus ada transaksional pragmatisnya pasti, tidak mungkin intimidasi saja,” sambungnya.

Namun, kata Pangi, ceritanya akan berbeda jika masyarakat sudah memiliki pilihan sosok pemimpin, berdasarkan hati nurani. Mereka tentunya tidak akan terpengaruh adanya berbagai intimidasi itu.

“Tapi, kalau mereka tidak enakan, mengikuti arahan orang yang memberi uang atau barang. Ini ada timbal balik atau barter, ya tentu akan berpengaruh,” ujarnya.

Oleh karena itu, tentu intimidasi yang dilakukan Pj bupati, wali kota, gubernur bisa berpengaruh atau bahkan tidak. Bisa lebih mudah dipastikan jika didalamnya terdapat transaksional pragmatis.

“Dan ada titik pertemuan persamaan kepentingan antara yang butuh suara dengan yang butuh uang barang atau untuk sekedar bertahan hidup, ya bisa ketemu,” pungkas Pangi.

Sebelumnya, Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebut, sejumlah Pj kepala daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur, dicopot. Karena, mereka tidak mau berpihak ke paslon nomor urut 2, Prabowo- Gibran.

Menurutnya, kepala daerah yang dicopot itu diminta untuk berpihak ke Prabowo-Gibran.  Meski demikian, mereka tetap ingin independen dalam menjalankan tugasnya.

“Ada Pj-pj yang sebenarnya netral tetapi kemudian karena tidak mau menjalankan suatu keberpihakan kepada 02 (Prabowo-Gibran), itu diganti. Itu terjadi di beberapa wilayah di Jawa Tengah, juga di Jawa Timur,” ujar Hasto di Jakarta, Minggu (14/1/2024).

Dia meyakini tindakan-tindakan intimidasi yang digunakan oleh kubu Prabowo-Gibran seperti mencopot Pj kepala daerah tidak akan berpengaruh. Sebab, masyarakat Indonesia yang menyaksikan berbagai intimidasi malah akan berbalik melawan Prabowo-Gibran.

Hasto mengingatkan, banyak masyarakat yang mempercayai mitologi Ratu Adil. Oleh sebab itu, ketika rakyat ditekan malah akan memberikan perlawanan. “Saat ini ada fenomena unspoken voters (pemilih yang belum menentukan pilihan, mereka akan menyampaikan suaranya kepada Ganjar-Mahfud pada saat ke TPS (tempat pemilihan suara). Kekuatan diam ini yang menjadi kunci dari kemenangan Pak Ganjar dan Pak Mahfud,” tuturnya.

    
 

Back to top button