Market

PKS Dorong Bapanas Naikkan HPP Gabah Petani Bukan HET Beras SPHP


Anggota Komisi IV DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Johan Rosihan menilai keputusan Badan Pangan Nasional (Bapanas) menaikkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras stabilisasi pasokan dan harga pangan(SPHP) menjadi Rp12.500 per kilogram (kg) tidak menguntungkan petani.

“Kebijakan Bulog ini, tidak akan menguntungkan petani. Harusnya pemerintah segera menaikkan HPP (Harga Pembelian Pemerintah) gabah untuk melindungi petani,” ujar Johan saat dihbungi inilah.com di Jakarta, Senin (6/5/2024).

Ia menyatakan, dengan meningkatnya harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen, maka akan lebih efektif untuk membangkitkan gairah petani. “Kita setuju dengan usulan berbagai serikat petani yang meminta pemerintah (untuk) menaikkan HPP gabah menjadi Rp7.000 per kilogram,” kata dia.

Ia menilai, jika HET beras SPHP dinaikkan justru menimbulkan keresahan di masyarakat. “Sebab jenis beras ini berada di kelas yang lebih rendah dari beras medium yang banyak dicari dan dibutuhkan masyarakat menengah ke bawah,” sambungnya.

Selain itu, kata Johan, kenaikanHET beras SPHP berpotensi memicu tersendatnya pasokan yang justru mempersulit stabilisasi harga. “Sebaiknya kenaikan HET beras SPHP dicabut. Ganti dengan intervensi harga dari pemerintah, melalui pangan murah atau program bantuan pangan,” tandasnya.

Sebelumnya, Bapanas menetapkan kenaikan HET beras SPHP menjadi Rp12.500/kg melalui Peraturan Badan (Perbadan) Nomor 142/TS/02.02/K/4/2024 tanggal 29 April 2024 Tentang Penugasan SPHP Beras tahun 2024. Kenaikannya berlaku per 1 Mei 22024.

Sebelumnya, beras SPHP dipatok Rp10.900.kg. Kenaikan dilakukan pada September 2023 lantaran adanya kenaikan biaya produksi beras. Di mana, HET beras SPHP sebelumnya ditetapkan Rp10.900/kg dan Rp9.450/kg.

Klaim hanya sebatas ucapan manis di bibir, fakta di lapangan berbeda. Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Nilai Tukar Petani (NTP) April 2024 turun 2,18 persen dibandingkan Maret 2024, yaitu dari 119,39 menjadi 116,79, karena turunnya indeks harga terima petani yang dipengaruhi harga gabah.

“Komoditas yang dominan mempengaruhi penurunan It (indeks harga terima petani) nasional adalah gabah, jagung, cabai rawit, dan cabai merah,” ujar Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta, Kamis (2/5/2024).
    

Back to top button