News

Piala Dunia U-20 di Indonesia Batal karena Standar Ganda FIFA terhadap Israel

Mimpi melihat timnas Indonesia tampil di kancah dunia pupus, lantaran FIFA menganggap Indonesia telah berlaku diskriminasi, buntut gelombang penolakan terhadap timnas Israel. FIFA pun mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.

Keputusan FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 menyisakan kekecewaan yang mendalam. Para barisan yang kecewa ini, tak terkecuali sejumlah penggawa timnas, rama-ramai melampiaskannya ke Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Ganjar dianggap sebagai dalang dari batalnya penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Sebab, FIFA menilai Indonesia telah melakukan diskriminasi terhadap timnas Israel, buntut dari gelombang penolakan kehadiran timnas Israel, yang diperparah dengan adanya pernyataan dari dua kepala daerah, yakni Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster. Indonesia pun dicap berlaku diskriminastif dan mencampuradukan politik dengan olahraga.

Tapi sepertinya federasi yang dipimpin oleh Gianni Infantino itu lupa bahwa pihaknya juga sering kali berlaku tidak adil. Senantiasa menggunakan standar ganda kalau sudah berurusan dengan Israel.

Rusia pernah jadi korban dari ketidakadilan dan standar ganda ini. FIFA pernah mencoret RFU (federasi sepakbola Rusia) dari laga playoff kualifikasi Piala Dunia 2022. Semestinya pada laga yang berlangsung pada 24 Maret 2022 itu, tim beruang merah akan berhadapan dengan Polandia. Hukuman ini adalah buntut dari invasi Rusia ke Ukrania, yang dianggap kejahatan kemanusiaan, dan FIFA mengambil sikap untuk melawan kejahatan keji itu.

Tapi sanksi serupa tak berlaku bagi Israel. Sepanjang tahun 2022 tercatat Israel telah menghancurkan 953 bangunan Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat selama 2022, menurut Uni Eropa (EU).

UE juga menyebut, lebih dari 80 persen atau 781 bangunan hancur berada di Area C Tepi Barat yang dikuasai penuh militer Israel. Tindakan Israel itu menggusur hampir 1.031 warga Palestina. Disebutkan pula bahwa tercatat sebanyak 849 serangan oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina pada tahun tersebut.

Perlakuan istimewa FIFA terhadap Israel sudah jadi rahasia umum. Bahkan FIFA pernah belaku diskriminatif terhadap PFA, federasi sepakbola Palestina. PFA baru diakui sebagai anggota pada 1998, sedangkan IFA induk sepakbola Israel sudah terdaftar jadi anggota FIFA sejak 1929, tepat 21 tahun negara Israel berdiri. Bahkan FIFA mengakomodir Israel menjadi anggota UEFA sejak 1992 hingga kini.

FIFA pun selalu menutup mata terhadap konflik berkepanjangan Israel-Palestina. Termasuk juga ketika ada persoalan pelarangan pemain-pemain Arab tanpil di Tepi Barat oleh Israel.

Palestina pernah mempersoalkan ini dan dua kali menyurati FIFA untuk memberikan sanksi ke Israel, pada tahun 2014 dan 2017 silam. Tapi hasilnya FIFA yang kala itu dipimpin oleh Sepp Blater, menyatakan tidak melihat ada pelanggaran. Bahkan ia menyebut Israel adalah salah satu anggota yang baik.

Piala Dunia U-20 Bukan Segalanya

Boleh saja kita bersedih dan kecewa dengan keputusan FIFA. Tapi semestinya momen buruk ini dijadikan titik balik bagi para penggemar bola sejati, tunjukkan totalitas dukungan dengan cara cepat bangkit, jangan terlalu lama bersedih.

Sesedih apapun, masyarakat harus tetap tegar karena masih banyak pekerjaan dan program untuk perbaiki kinerja sepakbola tanah air. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir (Etho) usai betemu dengan Presiden FIFA Gianni Infantino di Qatar, Rabu (29/3/2023).

“Kita harus tegar. Saya minta semua pecinta sepakbola tetap berkepala tegak atas keputusan berat FIFA ini. Sebab saya berpendirian, karena itu, ini saatnya kita harus membuktikan kepada FIFA untuk bekerja lebih keras untuk melakukan transformasi sepak bola, menuju sepak bola bersih dan berprestasi,” kata Etho.

Piala Dunia U-20 memang ajang bergengsi tapi bukan segalanya. Indonesia masih tetap bisa menunjukkan giginya di kancah global lewat pentas lain. Masih ada momen olahraga terdekat yang bisa dijadikan sarana aktualisasi Indonesia, yakni Sea Games.

Plt Menpora, Muhadjir Effendy pun menyerukan semua pihak untuk segera tinggalkan kesedihan, kekecawaan dan kemarahan akibat batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia. Mari bersama-sama bangkit dan mempersiapkannya agar timnas Indonesia bisa maksimal bersaing di ajang tersebut.

“Dalam waktu dekat juga kita sudah menghadapi momen Sea Games dan kita harus siapkan seluruh tim termasuk tim kesebelasan sepak bola kita dengan sebaik-baiknya apalagi waktunya sangat dekat dan dilaksanakan di Kamboja. Tentu sangat beda seandainya dilakukan di Indonesia. Kita harus jauh lebih siap hadapi berbagai macam persaingan di ajang Sea Games,” ujar Muhadjir.

Back to top button