Market

Petani Cabai Provinsi Kepri Terima Bantuan Alat Pertanian dan Pupuk


Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad menyerahkan bantuan berupa alat potong rumput, pompa air, dan 100 liter pupuk organik cair kepada petani cabai di Kampung Sidodadi, Kecamatan Moro, Kabupaten Karimun.

Ansar menyebut cabai merupakan komoditas yang mempunyai peran besar terhadap inflasi, baik di daerah maupun nasional. Oleh sebab itu, pihaknya sangat mendukung para petani cabai agar bisa terus eksis dan berkembang, sehingga laju inflasi bisa ditekan.

“Sejak tahun lalu, Pemprov Kepri bersama Bank Indonesia sudah menggalakkan gerakan menanam cabai. Hal ini sebagai bagian upaya kita menekan laju inflasi,” kata Ansar saat menyerahkan bantuan sekaligus melakukan panen cabai di Moro, Karimun, Rabu (20/12/2023)).

Ia mengungkapkan pada tahun 2022 lalu, Pemprov Kepri menyediakan lahan seluas sekitar 50 hektare untuk penanaman cabai, dan tahun 2024 akan ditambah lagi sekitar 40 hingga 45 hektare guna mendorong gerakan penanaman cabai.

Jika gerakan menanam cabai ini berhasil, kata dia, pelan-pelan Kepri bisa mengurangi pasokan cabai dari daerah lain. “Jika perlu, kita yang memasok ke daerah lain,” ujar Ansar.

Ansar juga meminta petani di Moro agar kebun cabai yang ada dan produktif bisa selalu terjaga keberadaannya, sehingga bisa stabil kuantitas dan kualitas panennya.

Menurut dia, Pemprov Kepri sangat mendukung petani, tidak hanya cabai tetapi juga sejumlah komoditas lain yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Pemerintah daerah juga sudah menyiapkan cold storage di Tanjungpinang yang merupakan bantuan dari pemerintah pusat.

“Fungsinya untuk menyimpan hasil pertanian hingga tiga bulan setelah dipanen dan tetap segar. Ini juga bagian dari kita menjaga kualitas dan harga pasar,” kata Ansar.

Sebagai bentuk dukungan terhadap petani di Moro, Gubernur Ansar membeli sebanyak 50 kilogram cabai yang dihasilkan petani, yang kemudian dibagikan kepada warga yang hadir.

Sementara berdasarkan catatan Disperindag Kepri, kebutuhan cabai Provinsi ini mencapai 700 ton sedangkan produksi setempat hanya mencapai 300 ton per bulan. Untuk itu. pasokan cabai didatangkan dari luar daerah seperti Pulau Jawa, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.

Pangadaan pasokan cabai dari luar daerah dilakukan dengan mekanisme kerja sama antar daerah atau KAD yang diprakarsai Dinas Perindustrian dan perdagangan Provinsi Kepri.

Sementara dari catatan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Tanjungpinang, harga cabai merah sudah mengalami penurunan. Sebelumnya harga cabai sempat di sekitar Rp 90 ribu per kilogram.

Namun sekarang sudah turun ke Rp 60 ribu per kilogram. Turunnya harga cabai merah tersebut, dikarenakan harga di produsen memang sudah relatif rendah, sehingga pedagang Tanjungpinang juga menurunkan harga.

Selama ini pedagang di Tanjungpinang mendapatkan cabai ini dari distributor yang ada di Kota Batam. Sedangkan Batam mendatangkan cabai berasal dari wilayah Sumatera dan Jawa.
 

Back to top button