News

Perusahaan China Buka Pabrik Litium Raksasa di Zimbabwe

Sebuah perusahaan pertambangan asal China membuka pabrik pemrosesan litium bernilai US$300 juta di Zimbabwe, negara Afrika yang memiliki salah satu cadangan logam terbesar di dunia. Permintaan akan logam di dunia tengah melonjak mengingat material tersebut digunakan dalam baterai mobil listrik.

Dalam beberapa tahun terakhir Zimbabwe telah menarik investor mineral baterai dari Kanada, Inggris, dan Australia, meskipun China tetap menjadi investor yang dominan.

“Litium adalah mineral masa kini dan masa depan, oleh karena itu manfaat dan penambahan nilainya oleh kehadiran Prospect Lithium Zimbabwe akan meletakkan negara kami sebagai pemain baru dan bersaing dalam rantai litium dunia, di seluruh dunia,” ujar Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa seperti dilansir Associated Press, Kamis (6/7/2023).

Pabrik yang dibuka oleh Prospect Lithium Zimbabwe, anak perusahaan dari Zhejiang Huayou Cobalt di China, memiliki kapasitas untuk memproses 4,5 juta metrik ton litium batu padat menjadi konsentrat untuk ekspor per tahun, kata Mnangagwa.

Presiden Mnangagwa hadir untuk pembukaan resmi pabrik yang luas di Goromonzi, sekitar 80 kilometer tenggara ibu kota Zimbabwe, Harare, pada Rabu (5/7/2023).

Litium adalah komponen penting untuk baterai kendaraan listrik. Untuk menambah pemasukannya, Zimbabwe pada tahun lalu memberlakukan larangan ekspor bijih litium mentah. Negara di Afrika itu mengikuti langkah yang diambil Indonesia dan Chili yang berusaha menambah pemasukan mereka dari litium, kobalt dan nikel dengan mengharuskan perusahaan tambang untuk berinvestasi secara lokal dalam memurnikan dan memproses material sebelum mereka dapat mengekspornya.

Deputi General Manager Prospect Lithium Zimbabwe Trevor Barnard mengatakan, perusahaan menargetkan untuk memulai produksi dengan memproses 450 ribu ton konsentrat setiap tahun. Konsentrat tersebut akan diproses lebih lanjut menjadi baterai litium di luar Zimbabwe.

Back to top button