News

Pertemuan Surya Paloh-Jokowi Bentuk Keraguan NasDem Usung Capres Anies

Sabtu, 28 Jan 2023 – 21:51 WIB

Luhut Paloh Anies- inilah.com

Pertemuan antara Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dengan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh di London, Inggris, diyakini atas restu Presiden Joko Widodo (Jokowi). (foto: Antara)

Pertemuan Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat banyak spekulasi di publik. Bahkan pertemuan ini publik nilai menjadi penentu berhasil atau gagalnya koalisi perubahan yang mengusung Anies Baswedan sebagai Capres 2024.

Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago menilai pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi sebagai sikap ragu-ragu NasDem dalam mengusung Anies Baswedan sebagai Capres 2024.

Namun jika nantinya NasDem batal membentuk koalisi perubahan maka menjadi bukti bahwa partai besutan Surya Paloh itu memang ragu untuk mengusung Anies sebagai capres.

“Jika Koalisi Perubahan gagal terbentuk dalam waktu dekat, berarti NasDem hanya menginginkan Anies Baswedan sebagai ‘brand’ partai. Artinya, rencana koalisi perubahan untuk tahun 2024 berpotensi menjadi wacana yang hanya menjadi rencana besar saja,” terang Arifki dalam keterangan resminya, Sabtu (28/1/2023).

Menurutnya, sikap NasDem ini sangat bertentangan dengan beberapa parpol yang sudah menjalin komunikasi seperti Partai Demokrat dan PKS. Bahkan Demokrat sudah menunjukkan keseriusannya untuk membentuk koalisi perubahan dengan menyatakan mendukung Anies Baswedan sebagai capres 2024.

Arifki mengatakan, sikap keraguan NasDem untuk merealisasikan koalisi perubahan ini memang didasari dari sikap PKS yang tak kunjung menyatakan sikap. Bahkan hingga saat ini PKS masih enggan memberikan kepastian apakah mereka akan ikut bergabung dengan koalisi atau tidak.

Dengan begitu, NasDem, Demokrat dan PKS saat ini terlihat sudah menunjukkan jalannya masing-masing. Meski ketiganya mengklaim tim kecil dari perwakilan mereka terus intens melakukan komunikasi.

“Demokrat ingin duduk bersama, sedangkan NasDem ingin kembali pulang. NasDem melanjutkan rencana koalisi perubahan sebagai bentuk dari keraguan dan peluang lain,” ujar Arif.

NasDem berpeluang balik arah dukung capres dari Jokowi

Namun Arifki menilai wajar jika NasDem mulai ragu untuk mengusung Anies sebagai capres. Sebab sikap ini mulai terlihat sejak isu reshuffle kabinet mulai menguat ke publik. Bahkan beberapa pihak mendorong agar menteri-menteri dari Partai NasDem diganti karena sikap partainya sudah tidak sejalan lagi dengan pemerintahan.

“Peluang baru yang bisa diambil oleh NasDem yaitu kembali menjadi bagian penting dari pemerintahan Jokowi, setelah berjaraknya hubungan dua tokoh ini setelah deklarasi Anies sebagai capres,” tuturnya.

Meski begitu, Arifki menilai pertemuan Surya Paloh dan Jokowi sangat menarik untuk diamati ke depannya. Sebab setelah pertemuan ini dinamika politik kembali menjadi cair, khususnya soal koalisi di Pilpres 2024.

“Pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi berkemungkinan bisa menjadi sinyal bahwa kedua figur ini baik-baik saja atau ada kepentingan lain yang menyebabkan kedua tokoh ini kembali membuat kesepakatan ulang,” lanjutnya.

Lebih lanjut, dia menambahkan, dinamika menjelang Pemilu 2024 ini memang semaki menarik, karena banyak pergerakan yang terus berubah. Bahkan Arifki menyebut, bukan tidak mungkin nantinya NasDem bisa berbalik arah politiknya dengan kembali merapat ke Jokowi.

“Syarat lainnya tentu mendukung capres yang diusung oleh Jokowi di 2024. Sebenarnya bagi NasDem ini bisa saja, soalnya Anies sudah menjadi Brand Nasdem. Potensi elektoral Anies yang berdampak kepada NasDem dari masyarakat yang oposisi dengan pemerintahan Jokowi. Pada sisi lain, posisi menteri NasDem aman sampai tahun 2024,” pungkasnya.

Back to top button