Market

Pertamina Tahan Harga BBM Umum, Pengamat: Demi Stabilitas Politik Jelang Pilpres


Keputusan PT Pertamina (Persero) tidak menaikkan harga BBM umum atau nonsubsidi pada Februari 2024 ini, salah satunya karena pertimbangan menjaga stabilitas politik saat kampanye dan menjelang pelaksanaan pilpres.

Demikian dikatakan pengamat ekonomi energi dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Yayan Satyakti, Minggu (4/2/2024). “Jika kita lihat fluktuasi harga minyak dunia saat ini karena krisis yang mempengaruhi biaya transportasi internasional. Kebijakan Pertamina tidak menaikkan harga BBM ini tidak lepas dari dua hal,” ucap Yayan menjelaskan.

Faktor pertama, kata dia, untuk menjaga stabilitas perekonomian, mengingat saat ini sedang berlangsung masa kampanye hingga nanti pelaksanaan Pemilu 2024 pada 14 Februari mendatang. Hal ini bersamaan dengan harga minyak mentah dunia yang sudah di bawah USD80 per barel dari level tertinggi USD95 per barel di bulan Oktober 2023 lalu.

Menurut Yayan, dengan harga BBM yang tidak naik maka dapat mengurangi dampak instabilitas politik. “Adanya nuansa politik yang mungkin ditahan oleh pemerintah agar tidak menaikkan harga minyak untuk menjaga stabilisasi politik saat kampanye dan menjelang ,” katanya.

Selanjutnya faktor kedua, kata dia, terkait dengan penyaluran bantuan sosial (bansos) yang saat ini sedang dilaksanakan pemerintah. “Saya agak khawatir dengan kinerja APBN, yang saat ini memang agak berat karena bansos dan kinerja pendapatan pemerintah yang masih uncertainty (ketidakpastian) sehingga meningkatkan mitigasi risiko,” ujar Yayan.

Pada awal bulan ini, PT Pertamina sudah memutuskan tidak menaikkan harga seluruh jenis BBM umum atau nonsubsidi per Februari 2024. Keputusan ini berdasarkan ketentuan Kepmen ESDM No.245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No 62/K/12/MEM/2020 tentang Formulasi Harga JBU atau BBM Non-Subsidi, per 1 Februari 2024 operator hilir migas telah melakukan penyesuaian harga BBM di SPBU. Artinya, khusus harga BBM di SPBU Pertamina tidak mengalami kenaikan atau masih sama dengan periode Januari 2024.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan tidak memicu masalah karena Pertamina menjalankan efisiensi dengan digitalisasi yang terintegrasi pada semua proses bisnis dari hulu ke hilir yang berdampak pada efisiensi biaya produksi. Hasilnya bisa memberikan harga terbaik untuk masyarakat.

“Dengan digitalisasi ini yang bisa mengubah operating model atau cara bekerja yang pada akhirnya bisa menciptakan value dalam bentuk cost optimization (optimalisasi biaya) sehingga Pertamina bisa memproduksi dan memberikan BBM dengan harga terbaik kepada masyarakat,” ucap Nicke.

Sedangkan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan pemerintah mendukung keputusan Pertamina untuk tidak menaikkan harga BBM non-subsidi, meskipun harga di SPBU kompetitor lain sudah naik.

“Keputusan Pertamina tidak menaikkan harga BBM tentu baik untuk menjaga stabilitas dan juga daya beli masyarakat. Di sini lah peran BUMN kepada masyarakat. Pertamina juga sudah melakukan efisiensi dalam proses bisnisnya sehingga bisa menghasilkan BBM dengan harga terbaik,” kata Erick.

Adapun, harga BBM Pertamina per 1 Februari 2024, yakni Pertalite Rp10.000 per liter, Pertamax Rp12.950 per liter, Pertamax Turbo Rp14.400 per liter, Dexlite Rp14.550 per liter, Pertamina Dex Rp15.100 per liter, dan Pertamax Green Rp13.900 per liter.

Back to top button