Market

Pengusaha Ritel Desak Pemerintah Ubah Aturan HET Bahan Pokok, Ini Alasannya


Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) meminta dan mendesak pemerintah untuk merelaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET) dan harga acuan lainnya bahan pokok seperti beras, gula dan minyak goreng yang berpotensi terus mengalami kenaikan pada Februari ini.

Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey menyampaikan, perubahan HET sangat penting supaya peritel dapat terus menyediakan bahan pokok guna mencegah kekosongan atau kelangkaan di gerai-gerai ritel modern. Tren kenaikan harga ini berpotensi terus terjadi ke depan apalagi Bulan Maret masyarakat akan menghadapi Bulan Ramadhan.

“Kami memerlukan sikap pemerintah dan pihak berwenang untuk merelaksasi aturan main HET yang ditetapkan sehingga peritel dapat terus membeli, menyediakan dan menjual kebutuhan pokok bagi masyarakat,” kata Roy di Jakarta, Minggu (11/2/2024).

Relaksasi ini pun bertujuan untuk mencegah kekosongan dan kelangkaan bahan pokok, terlebih pada Februari 2024 para peritel mulai melakukan pembelian dari produsen guna persiapan pasokan Ramadhan dan Idul Fitri di gerai ritel modern.

Aprindo juga meminta agar ada koordinasi dan komunikasi yang intensif antara kementerian atau lembaga dengan para pelaku usaha di sektor hulu (produsen) hingga hilir (peritel) untuk menghadirkan kebijakan yang berorientasi pada urgensi dan solusi yang sesuai dengan masalah. “Maka permasalahan anomali harga bahan pokok dapat terkelola dan terkendali dengan baik,” kata Roy lagi.

Seperti diketahui, sejumlah bahan pokok seperti beras mengalami kenaikan di berbagai wilayah Indonesia. Kenaikan ini dipicu oleh tingginya permintaan konsumen dibandingkan dengan ketersediaan barang.

Aprindo juga menyebut bahwa kenaikan harga disebabkan oleh produsen yang menaikkan harga di atas HET, sehingga peritel terpaksa ikut menyesuaikan dengan harga beli (tebus).

Roy menyampaikan, kenaikan harga dari produsen dapat menyebabkan kekosongan atau kelangkaan bahan pokok di gerai ritel modern Indonesia. Dampaknya, kelangkaan yang terjadi di kemudian hari mampu menimbulkan panic buying atau pembelian secara berlebihan karena takut kekurangan stok.

Pada peritel saat ini mulai kesulitan mendapatkan suplai beras untuk tipe premium lokal kemasan lima kilogram. Keterbatasan ini disebabkan karena masa panen diperkirakan baru akan terjadi pada pertengahan Maret 2024.

Selain itu, belum masuknya beras tipe medium (SPHP) yang diimpor pemerintah juga menjadi penyebab kelangkaan dan tingginya harga beras. “Situasi dan kondisi yang tidak seimbang antara pasokan dan permintaan inilah yang mengakibatkan kenaikan HET beras pada pasar ritel modern dan pasar rakyat,” kata Roy menjelaskan.

Adapun harga beberapa bahan pokok mengutip laman resmi Bapanas hari ini untuk harga beras premium sebesar Rp15.630 per kg, harga beras medium Rp13.710 per kg, harga bawang merah Rp32.780 per kg, harga bawang putih bonggol Rp38.340, harga cabai merah keriting Rp52.740 per kg, harga cabai rawit merah Rp44.750 per kg, harga daging sapi murni Rp134.450 per kg.

Untuk harga daging ayam ras Rp35.780, harga terus ayam ras Rp28.400 per kg, harga gula konsumsi Rp17.430 per kg, harga minyak goreng kemasan sederhana Rp17.360, harga tepung terigu Rp10.540, harga minyak goreng curah Rp15.160 per kg.

Back to top button