News

Penghentian Bus Shalawat, Momentum Jaga Energi Jemaah Haji Menuju Puncak Ibadah

Seiring dengan penghentian layanan bus “Shalawat” di kota Mekkah, Arab Saudi, jemaah haji Indonesia diimbau untuk mengutamakan ibadah di hotel masing-masing. Langkah ini diambil sebagai upaya konservasi energi menjelang puncak ibadah haji.

Penghentian layanan bus “Shalawat” yang dimulai hari ini Sabtu (24/6/2023), menandai pentingnya bagi jemaah haji untuk memfokuskan perhatian pada ibadah inti haji. Penasihat Keagamaan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, KH Zulfa Mustofa, menekankan bahwa ulama telah sepakat bahwa menunaikan shalat di berbagai wilayah kota Mekkah setara dengan pahala shalat di Masjidil Haram.

Mungkin anda suka

“Dalam Islam, kita harus memahami skala prioritas karena haji intinya adalah Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Maka, sebelum puncak haji sebaiknya jemaah shalat di masjid terdekat atau di hotel yang menyediakan,” ujar Zulfa Mustofa.

Selain itu, KH Ahmad Anwar Zahid, ulama terkemuka, mengingatkan bahwa inti ibadah haji adalah takwa. Menjelang puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, penting bagi jemaah untuk menata niat dan menjaga kesehatan. “Kita semua perlu menjaga kondisi supaya bugar saat puncak haji,” ujarnya mengutip laman Kemenag, Sabtu (24/6/2023).

Alternatif Ibadah di Hotel

Jemaah haji diimbau untuk memanfaatkan fasilitas yang tersedia di hotel untuk beribadah. Beberapa alternatif ibadah yang bisa dijalankan di hotel antara lain membaca Al Quran, shalat berjemaah, dan diskusi-diskusi untuk mendalami fikih ibadah haji.

“Agama ini adalah kemudahan. Jadi, sebaiknya jangan karena mengejar yang sunah, tetapi malah kehilangan yang wajib,” tambah Zulfa Mustofa.

Kondisi Terkini di Mekkah

Dari pantauan tim inilah.com di Mekkah, layanan bus Shalawat sudah banyak dikurangi seiring kepadatan di kota Mekkah, terutama untuk jalur-jalur menuju Masjidil Haram. Beberapa aktivitas shalat Jumat juga terpantau ditunaikan jemaah di hotel.

Kepala Seksi Transportasi Daker Mekkah, Asep Subhana, menjelaskan bahwa layanan bus Shalawat akan dihentikan sementara mulai 24 Juni hingga 1 Juli 2023. Layanan ini akan beroperasi kembali pada 1 Juli 2023 untuk melayani jemaah yang menunaikan tawaf ifada.

Refleksi dan Kesiapan

Dalam momen ini, penting bagi jemaah haji untuk merenung dan mempersiapkan diri secara spiritual dan fisik. Kesempatan untuk menunaikan ibadah haji adalah anugerah yang tidak semua umat Muslim dapat rasakan. Oleh karena itu, penting untuk memanfaatkan waktu dengan bijaksana dan fokus pada ibadah inti haji.

KH Ahmad Anwar Zahid mengingatkan, “Jutaan umat Muslim lainnya juga ingin menunaikan ibadah haji, tetapi belum mendapat kesempatan. Jadi, Bapak-Ibu sekalian, kesempatan ini jangan disia-siakan,” katanya.

Dengan penghentian layanan bus “Shalawat” dan imbauan untuk beribadah di hotel, jemaah haji Indonesia di Mekkah diharapkan dapat memfokuskan energi dan perhatian mereka pada ibadah inti haji. Ini adalah kesempatan untuk merenung, mempersiapkan diri, dan memprioritaskan ibadah yang paling penting dalam perjalanan haji mereka.

Dalam suasana yang tenang dan damai di hotel, jemaah dapat lebih khusyuk dan fokus dalam ibadah mereka, sambil menjaga kesehatan dan energi untuk puncak ibadah haji yang akan datang.

Back to top button