News

Peneliti BRIN Akui Kondisi Demokrasi Memprihatinkan


Peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro mengungkap bahwa kondisi demokrasi saat ini memprihatinkan. Menurutnya, sejak awal reformasi, demokrasi bangsa belum ada tanda-tanda kemajuan yang signifikan.

“Dinamika demokrasi 26 tahun terakhir ini membuat kita semua sangat prihatin,” kata Siti Zuhro, Rabu (7/2/2024).

Siti Zuhro mengungkapkan kondisi tersebut bukanlah opini pribadinya semata, melainkan penilaian yang dilakukan oleh pihak asing maupun dalam negeri.

“Kita sangat prihatin, karena demokrasi kita dinilai terbalik, baik oleh domestik maupun internasional, bahwa mengalami penurunan sangat serius,” ujarnya.

Diketahui, Peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Siti Zuhro memimpin deklarasi penyelamatan pemilu dan demokrasi bangsa. Hal tersebut ia suarakan bersama dengan para peneliti lain yang tergabung dalam Aliansi Akademisi Peduli Demokrasi di BRIN Kampus Gatot Subroto, Rabu (7/2/2024).

“Demokrasi Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami kemunduran dan cenderung mengarah kepada otokrasi. Di sisi lain, pemilu sangat dikhawatirkan tidak akan berjalan sesuai dengan prinsip pemilu yang demokratis dan berkeadilan,” kata Siti Zuhro.

Menurutnya, kemerosotan demokrasi terjadi karena intervensi pemerintah yang diawali lahirnya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal perubahan syarat pencalonan presiden dan wakil presiden. Atas tindakannya ini, Anwar Usman diberhentikan sebagai ketua MK lantaran terbukti melanggar etik.

“Hal ini memperlihatkan bahwa Keputusan Mahkamah Konstitusi yang sarat dengan nuansa intervensi kekuasaan itu inkonstitusional yang mencederai demokrasi dan keberadaan konstitusi kita,” ujarnya.
 

Back to top button