News

Eks Panglima TNI Sayangkan Keterangan Sepihak Dandim Boyolali


Tim Pemenangan Nasional (TPN)  Ganjar-Mahfud menyayangkan sikap dari Komandan Kodim (Dandim) 0724/Boyolali, Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo yang memberikan keterangan hanya dari sebelah pihak terkait penganiayaan oknum TNI terhadap relawan Ganjar-Mahfud.

Mantan Panglima TNI yang juga Wakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud Ganjar Mahfud, Jenderal (Purn) Andika Perkasa menilai pernyataan tersebut berbanding terbalik dengan pernyataan salah satu korban maupun video viral di sosial media.

“Ini ternyata mengonfirmasi apa yang terlihat di video, jadi bukan seperti statement yang dinyatakan oleh Komandan Kodim Boyolali,” ujar Andika saat jumpa pers di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jalan Cemara No.19, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (1/12/2023).

Andika menerangkan berdasarkan  pernyataan salah satu korban yaitu Slamet Andono dan Arif Diva Ramandhani yang didengar oleh Ganjar Pranowo saat membesuk di RSUD Pandan Arang, Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (31/12/2023). Bahwa tindakan pengeroyokan tersebut berlangsung spontan tanpa adanya kesalahpahaman.

“Padahal kan dari video yang beredar, dan video itu beredar lebih dulu dibandingkan dengan statement Komandan Kodim. Di situ jelas kalau dari videonya tidak ada proses kesalahpahaman,” imbuhnya.

Menurut Andika, Dandim tersebut tidak memverifikasi informasi ketika memberikan keterangan kepada publik. Seharusnya, kapasitas Dandim menghukum okum TNI dan kronologi kejadian harus djelaskan oleh Komandan Kompi.

“Sehingga keterangan apapun yang diambil atau didengar dari terduga tersangka ini juga enggak boleh diambil mentah-mentah. Sehingga tidak nyambung antara apa yang disampaikan sebagai kronologi,” tandas Andika.

Sebelumnya, kejadian tersebut viral di media sosial yang terjadi di depan Markas Kompi B Yonif Raider 408/SBH di Jalan Perintis Kemerdekaan, Boyolali, Jawa Tengah, pada Sabtu (30/12) siang kemarin. Tujuh orang relawan Ganjar-Mahfud menjadi korban pengeroyokan 15 orang oknum TNI.

Wiweko menjelaskan peristiwa itu terjadi pada Sabtu sekitar pukul 11.19 WIB menit di depan asrama Kompi Senapan B Yonif Raider 408/Suhbrastha Boyolali.

Saat itu beberapa anggota TNI sedang berolahraga voli. Kemudian, prajurit mendengar suara bising beberapa kendaraan berknalpot brong yang membuat tidak nyaman. Beberapa sepeda motor dengan knalpot brong itu melintas terus menerus dan berulang kali.

Kemudian, beberapa oknum anggota secara spontan keluar dari asrama menuju ke jalan di depan asrama guna mencari sumber suara knalpot brong pengendara motor tersebut untuk mengingatkan pengendara.

“Mereka menghentikan serta membubarkan [konvoi motor knalpot brong] namun terjadi penganiayaan terhadap pengendara sepeda motor knalpot brong tersebut,” kata Dandim.

Setelah penganiayaan terjadi, beberapa korban dibawa ke RSUD Pandan Arang Boyolali untuk mendapat pertolongan. Menurut Wiweko, total ada tujuh korban dalam kejadian tersebut. Lima orang sudah diperbolehkan pulang sedangkan dua orang masih menjalani rawat inap.

“Semoga kondisinya cepat pulih, sembuh sediakala,” harap Wiweko. Ia menjelaskan saat ini permasalahan tersebut sudah ditangani pihak berwenang yaitu Polisi Militer Denpom 4 Surakarta.

Wiweko mengatakan ada 15 prajurit yang diperiksa, dimintai keterangan, dan diproses hukum sesuai aturan yang berlaku. Terkait penetapan tersangka, ia mengatakan masih menunggu proses di Denpom 4 Surakarta.

Back to top button